DENPASAR(Bali) — Pandemi covid-19 di Indonesia sudah masuk pada fase new normal setelah 4 bulan lamanya memakan ribuan korban jiwa. Tak terhitung lagi sudah banyak karyawan yang dirumahkan tanpa digaji dan mendapat surat pemutusan kerja dari instansi tempat mereka meraih rezeki.
Bagi kaum marginal dampak covid-19 secara ekonomi mengharuskan mereka untuk bekerja lebih keras membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mereka rela bekerja secara halal asalkan bisa membuat asap dapur terus mengepul.Mereka adalah orang-orang yang sering dilupakan oleh sebagian banyak msayarakat kebanyakan.
Sejatinya bila ditelusuri lebih dalam tanpa sosok-sosok seperti mereka rasanya dunia tidak akan berwarna.
Mereka merupakan pribadi yang paling berjasa di sekitar kita. Bayangkan bila tidak ada mereka tentu kita akan bersusah payah untuk melakukan sesuatu.
BACA JUGA:Â IslamposAid Serahkah 10 Waqaf Al-Quran ke Bandung Barat
Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan dan mengapresiasi sosok-sosok mulia yang mengais rezeki dengan cara yang halal. Komunitas Turun Tangan Regional Bali melakukan aksi pengabdian masyarakat berupa pembagian nasi jinggo (nasi daun) dan nasi bungkus kepada kaum dhuafa.
Kegiatan ini bertajuk #BerbagiNasiDhuafa dengan menyasar petugas kebersihan, petugas pemilah sampah, pemulung, juru parkir, pedagang kaki lima, dan pedagang asongan.
Agenda pembagian dilaksanakan pada hari Sabtu (8/8/2020) pukul 16.00 wita hingga selesai. Nasi yang terkumpul berjumlah 85 nasi dan air mineral yang dibungkus sehingga memudahkan saat pembagian. Pembagian nasi dilakukan oleh pengurus,anggota dan relawan Turun Tangan Regional Bali total 12 orang.
Titik pembagian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama bertuga melakukan pembagian di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sarbagita atau lebih dikenal warga lokal TPA Suwung. Kelompok kedua melakukan pembagian nasi di Depo Pembuangan Sampah JL Teuku Umar Denpasar,dan Kelompok Ketiga menyasar Depo Pembuangan Sampah Jalan Pulau Kawe dan sekitar.
Meskipun titik-titik pembagian nasi kebanyakan di lokasi yang kotor dan beraroma kurang sedap tetapi para relawan Turun Tangan Regional Bali tidak menyerah dan bersemangat.
Sanora Gusti Boronanti salah seorang relawan begitu antusias dalam kegiatan berbagi nasi. Pasalnya kegiatan ini membuat mahasiswi Politeknik Negeri Bali Jurusan Akuntansi Anakatan 2020 ini bisa berkontribusi membagi rezeki kesesama ,menambah teman baru dan melatih kepekaan sosial.
“Melalui kegiatan berbagi nasi dhuafa membuat kelegaan bisa membagi rezeki kepada sesama manusia,menikmati adanya Tuhan disekitar kita,dan senyum kelegaan yang mendalam” tuturnya dengan tulus.
Relawan lainnya, Roy Idzam Choliqie juga mengapresasi positif kegiatan Komunitas Turun Tangan Regional Bali.
“Kesannya tadi kegiatan yang positif banget, bisa punya pengalaman baik dan senang bisa ikut membantu berbagi kepada sesama manusia yg membutuhkan” ungkap pemuda yang berprofesi sebagai driver pariwisata ini.
Senada dengan Roy, Putu Valindri Febrian mahasiswi PNB angkatan 2019 ini merasakan serunya menjadi relawan saat agenda berbagi nasi dhuafa.
“Seneng bisa berbagi walaupun sedikit lelah tapi berkesan sekalian cari pengalaman bagi bagi” pungkasnya.
Sementara itu relawan bernama Giri Purnomo Purnomo mengungkapkan rasa harunya mengikuti agenda berbagi nasi dhuafa.
“Sangat seru, terharu juga, karena masih banyak orang masih membutuhkan untuk makan.Saya sangat bahagia karena sudah lama tidak melakukan kegiatan sosial” tandas mahasiswa UNUD angkatan 2017 ini. []
Kiriman: Herdian Armandhani | dhaniamoebadevil@gmail.com