SHAHIH riwayat; yang memaafkan di akhirat beroleh istana surga. Maka betapa lebih indah menghindarkan suasana surga di hati, sejak kini. Maka sang pemaaf; dicintai Allah, dipeluk damai, disembuhkan luka, menyedot pahala penzaliman, mengirim dosanya tuk penzalim.
Kita memaafkan mungkin bukan karena dia layak mendapat maaf. Kita memaafkan sebab berharap dipeluk mesra Allah dalam cinta-Nya. Maka Al-Qur’an tak menyuruh minta maaf, justru ia memerintahkan memberi maaf. Sebab ia hendak menyembuhkan yang lebih tersiksa.
Membenci itu memang”perjuangan”; dia nyenyak dan kita insomnia; dia makan enak dan kita menggigit jari; dia tertawa dan kita merana. []
Sumber: Menyimak Kicau Merajut Makna/Salim A. Fillah/Pro-U Media