Pewaris berbeda dengan pelanjut. Setiap orang dapat melanjutkan akan teapi tidak semua orang dapat mewarisi. Orang-orang berilmu adalah pewaris para Nabi.
Para nabi mewariskan nilai-nilai kepada pengikutnya, dimana nilai ini diartikan sebagai komitmen kepada Allah Shubhanahu wata’ala . Oleh karena itu jika orang-orang berilmu adalah pewaris para Nabi, maka mereka tidak boleh berbeda dengan apa yang diajarkan Rasulullah.
Mantan ketua umum Dewan Da’wah, Syuhada Bahri, mengatakan, “di atas pundak kita terpikul kewajiban menyampaikan Islam. Namun sesuatu yang harus kita tanamkan dari Rasulullah adalah bagaimana Rasulullah melaksanakan amanah da’wah dengan mengharapkan keridhaan Allah.”
Allah telah menempatkan Adam di surga hal tersebut menandakan bahwa sejatinya kampung halaman manusia adalah di surga, sedangkan dunia hanyalah tempat singgah.
Yang membuat manusia kembali ke surga bukan karena amalnya yang baik, akan tetapi karena keridhaan Allah, dan karena itulah apa yang dikakukan di dunia ini harus mendapatkan keridhaan Allah.
Keridhaan Allah akan didapatkan ketika seseorang melakukan amalnya hanya semata-mata karena Allah, serta sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Dalam Al-Qur’an kata iman selalu beriringan dengan amal, kata taati Allah beriringan dengan taati Rasul, dan kata berbakti kepada Allah beriringan dengan berbakti kepada orang tua. Hal ini menunjukkan, sejatinya Allah telah mempersiapkan umat Islam untuk mewarisi nilai para Nabi.
Nilai yang diantaranya yaitu membangun keikhlasan dalam setiap amal, membangun gerakan da’wah dan menjadi da’i yang berbenteng di hati umat. Dan inilah nilai-nilai yang diwarisi para Nabi kepada umat Islam yang berilmu.