SESUNGGUHNYA orang yang bahagia melihat kebahagiaan saudara muslimnya, akan merasa bahagia juga ketika ia dapat memberikan sebagaian harta kepada saudaranya yang membutuhkan.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia, maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat.” (H.R Muslim no. 2669).
BACA JUGA:Ksatria-Ksatria Mu’tah
Zainab binti Khuzaimah tidak hanya menjadi ibunda bagi orang – orang mukmin saja, ia juga menjadi ibunda kaum fakir miskin. Ia adalah seorang yang sangat pemurah dan dermawan. Sifatnya inilah yang membuat ia dijuluki Ummul Masaakin (ibunda kaum fakir miskin).
Ibunda kita, Zainab binti Khuzaimah ra, sangat menyayangi kaum fakir miskin sejak ia masih berada dalam masa jahiliah. Setelah ia masuk islam, maka semakin bertambahlah kasih sayang dan kepeduliannya terhadap kaum papa itu. Apalagi setelah ia berada dalam naungan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, sifat ini semakin bertambah dan bertambah lagi. Karena setiap hari ia menyaksikan langsung bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mencurahkan kasih sayangnya.
Bahkan beliau menekankan kepada segenap kaum muslimin agar mengasihi dan menshadaqahkan sebagian hartanya kepada kaum fakir miskin dan terus menganjurkannya hingga ke tahap itsar (mendahulukan kebutuhan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri).
Dalam rentang waktu yang sangat singkat hidup bersama Rasulullah, ibunda kita juga ibunda kaum fakir miskin menghembuskan napas terakhirnya. Ia selalu memberi segala yang dimilikinya untuk mendapatkan gantinya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ia memindahkan apa yang dimilikinya di dunia ke akhirat agar dapat meraih nikmatnya surga.
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Langsa ‘Hijrah’ dari Presiden Lama, Ini Kata Habib Bahar
“ Sesungguhnya orang – orang yang bertakwa itu di dalam taman – taman (surga) dan sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa.” (Q.S Al – Qamar: 54-55)
Demikianlah perjalanan hidup ibunda kita, sang Ummul Masaakin. Semoga Allah meridhainya. Kita dapat memetik pelajaran dari kisah ibunda kita ini, sebagai wanita akhir zaman sudah sepatutnya kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dan selalu berbuat baik agar kita menjadi golongan orang – orang yang bertakwa dan mendapatkan surga-Nya. []
Sumber: Mahmud Al-Mishri /35 Shirah Shahabiyah /Al-I’tishom Cahaya Umat /Mei 2006