Orang tua yang baik ialah ia yang tidak sibuk sendiri dengan ibadahnya. Melainkan, ia yang akan selalu mengarahkan anaknya juga untuk melakukan ibadah bersama dirinya.
SHALAT merupakan ajaran pokok dalam Islam. Shalatlah yang lebih diutamakan daripada ibadah lainnya. Shalat yang nanti, di yaumul akhir menjadi pertanyaan pertama bagi kita. Dan shalat juga menjadi penentu, apakah kita akan selamat di alam kubur atau kah tidak. Jika shalatnya baik, maka pertanyaan selanjutnya akan lebih mudah kita menjawabnya. Tetapi jika tidak, maka rasakan kesulitan di alam kubur.
Jadi, sangat penting bagi kita untuk menjaga dan memelihara shalat. Shalat harus selalu diutamakan. Ketika adzan berkumandang, biasakanlah diri kita untuk segera berwudhu. Sebab, wudhu merupakan syarat sahnya shalat. Barulah kita menggelar sajadah dan segera melaksanakan shalat.
Sungguh, sangat disayangkan jika kita, sebagai orang tua mati-matian menjaga shalatnya, tapi anaknya yang telah baligh meremehkan dan meninggalkannya. Kejadian semacam ini banyak kita jumpai. Orang tuanya sangat rajin mendatangi shalat berjamaah di masjid, tapi anaknya jarang kelihatan batang hidungnya di masjid.
Maka, sebelum hal itu terjadi, selagi anak masih kecil dan lebih mudah diarahkan, kita berupaya membentuk kebiasaannya. Semakin bertambah usianya, semakin sulit ia diarahkan jika semasa kecilnya tidak dibiasakan. Jika usia 10 tahun meninggalkan shalat, Rasulullah ﷺ menyuruh untuk memukul. Usia SMA meninggalkan shalat, masa iyah harus di-smack-down?
Untuk anak laki-laki, kita mengajaknya pergi ke masjid. Kita jaga agar ia tidak menganggu kekhusyuan jamaah lain yang sedang shalat. Untuk anak perempuan, kita biasakan untuk menunaikan shalat tepat waktu di rumah bersama ibunya. Memang semua itu perlu kesabaran. Namun sadarilah, bahwa sesungguhnya kita sedang menanam investasi. Anak shaleh adalah investasi yang menguntungkan bagi setiap orang tua.
Maka dari itu, teruslah berusaha mengarahkan buah hati untuk selalu mengerjakan shalat. Ajari anak dari sejak dini. Ajak ia melakukan kebiasaan-kebiasaan baik bersama kita. Temani ia untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Agar anak tidak begitu berat melaksanakannya, dan merasa senang karena didampingi oleh orang tuanya. []
Referensi: Orang Tua Hebat Melahirkan Anak Hebat/Karya: Fadlan al-Ikhwani/Penerbit: Al-Qudwah Publishing