DI BAWAH komando Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, tentara Muslim berangkat menuju Tabuk. Tabuk adalah sebuah wilayah kecil yang terletak di Syam, sebelah utara Madinah dengan jarak sekitar 700 Km.
Jarak jauh yang harus ditempuh dalam perjalanan menuju Tabuk membuat perbekalan kaum Muslim menipis. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-9 Hijriah.
BACA JUGA: Ilmu Perang
Dalam situasi itu, banyak orang yang mengalami kelaparan. Mereka pun mengadu kepada Nabi, “Wahai Rasulullah perbekalan kami semakin berkurang. Tubuh kami semakin kurus dan kekuatan kami mulai melemah. Unta-unta kami, kami harap sudah tak membutuhkannya lagi. Sebab sudah tidak ada perbekalan kami yang bisa diangkut oleh unta-unta itu. jika engkau mengizinkan kami akan menyembelihnya dan memakannya.”
“Lakukanlah!” ucap Rasulullah, mengizinkan mereka untuk menyembelih unta-untanya.
Umar sahabat Nabi yang diberi gelar al-Faruq ini tidak setuju dengan izin yang diberikan oleh Nabi. Umar lantas berkata, “Wahai Rasulullah, kalau mereka menyembelih unta-unta itu, niscaya kendaraan mereka berkurang, tak ada lagi yang mengangkut barang-barang mereka, pergerakan mereka lambat, dan akan kelelahan dan kesulitan di jalan.”
Umar melanjutkan, “Wahai Rasulullah, aku mengusulkan supaya engkau menyuruh mereka mengumpulkan sisa-sisa pembekalan mereka.
Ketika sudah terkumpul , lantas engkau doakan semoga mereka mendapatkan keberkahan . engkau, wahai Rasul, telah diberkahi , sangat dekat dengan Allah, dan amat dicintai-Nya. Semoga Allah menjadikan semua itu keberkahan.”
“Ini sebaik-baik saran darimu , wahai Umar,” jawab Rasulullah.
BACA JUGA: Strategi Penguasaan Air di Perang Badar
Kemudian Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menggelar tikar dari kulit di atas tanah. Beliau menyuruh mereka datang sambil membawa sisa-sisa perbekalannya. Ada yang membawa segenggam gandum, ada yang membawa segenggam kurma, dan ada pula yang membawa segenggam roti, sehingga terkumpullah di atas tikar itu makanan yang tak terlalu banyak. Lalu Nabi mengangkat tangannya. Beliau memohon berkah dan karunia yang berlimpah.
Yang terjadi kemudian sungguh mengagumkan. Nabi menyuruh mereka supaya mengambil makanan dan memenuhi kantong-kantong makanan mereka. Kemudian mereka memenuhi kantong makanan mereka sampai tidak ada tempat makanan yang kosong di perkemahan kecuali mereka telah memenuhinya. Mereka juga telah memakannya hingga kenyang, bahkan makanan itu masih tersisa. []
Sumber: Cerita-cerita Memikat dari Sahabat/ Penulis: Dr. Utsman Qadri Mukanisi/ Penerbit: Qalam/ 2017