PALESTINA—UNRWA dikabarkan telah berniat menutup satu-satunya rumah sakit milik PBB di Tepi Barat. Rumah sakit ini terletak di kota Qlqilia dan melayani sekitar 750 ribu pengungsi Palestina, PIC melaporkan pada Rabu (16/8/2017).
Kecemasan mulai muncul akibat langkah yang akan dilakukan lembaga PBB tersebut. Hal ini bisa merusak pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ribuan pengungsi Palestina di desa-desa dan kota-kota di propinsi Qalqilia secara khusus dan di Tepi Barat secara umum.
Kecemasan ini diterjemahkan dalam sebuah aksi unjuk rasa di depan rumah sakit pada hari Sabtu (12/08/2017) lalu. Warga menyerukan untuk ikut berpartisipasi dalam aksi ini dan menekan UNRWA agar tetep membuka rumah sakit tersebut di semua poli yang ada termasuk poli kebidanan.
Di tengah kemarahan massa, kementrian kesehatan turun tangan dan mengecam penutupan rumah sakit yang dilakukan UNRWA. Kementrian meminta agar rumah sakit dibuka kembali segera.
Dalam keterangan yang dirilis pada Ahad (13/08/2017) malam, kementrian kesehatan mengatakan bahwa rumah sakit UNRWA dibuka di Qalqilia pada tahun 1952 berdasarkan keputusan dari PBB.
Menjadi kewajiban UNRWA untuk menjaganya tetap beroperasi memberikan layanan medis kepada para pengungsi Palestina sesuai dengan hukum dan keputusan PBB. []