AS—Salah seorang staf Dewan Keamanan Nasional diam-diam meninggalkan pemerintahan AS yang baru pada Kamis (23/2/2017). Ia memilih mundur setelah Donald Trump menerapkan kebijakan yang melarang masuknya warga dari tujuh negara mayoritas Muslim. Trump juga dianggap tidak adil lantaran menargetkan umat Muslim.
Menurut laporan AA, setelah merasa “Terhormat” bisa diterima masuk pemerintahan Obama, Rumana Ahmed mengatakan ia ingin tetap berada di dalam pemerintahan Trump. Alasannya untuk memberikan pandangan baru bagi pemerintahan Trump agar lebih bernuansa Islam. Sayangnya, Ahmed hanya bertahan selama delapan hari di Dewan Keamanan Nasional AS.
“Ketika Trump mengeluarkan larangan kedatangan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim dan semua pengungsi Suriah, saya mengerti tidak bisa lagi tinggal dan bekerja untuk pemerintahan Trump. Saya tak ingi bekerja di pemerintahan yang melihat saya dan orang-orang seperti saya bukan sebagai sesama warga negara namun sebagai ancaman,” tulis Ahmed dalam sebuah artikrl untuk majalah Atlantic.
Orang tua Ahmed berasal dari Bangladesh dan masuk AS pada tahun 1978. Ahmed mengatakan ia adalah satu-satunya wanita Muslim berjilbab yang mampu bekerja di Gedung Putih sebelum ia memilih mundur dari jabatannya. []