ADA seorang saudagar mempunyai seorang karyawan yang baik. Pada suatu hari ia berkata kepada karyawannya, “Ingatkah kamu dengan kantong plastik yang kita jual dan belum kita terima pembayarannya?”
Karyawannya berkata, “Tidak.”
Ketika datang waktu shalat, shalatlah mereka berdua. Di tengah shalat saudagar ini teringat kepada siapa ia telah menjual kantong-kantong itu.
Setelah shalat ia berkata, “Kamu sekarang pergilah ke sana dan mintalah uangnya,” ujar saudagar kepada karyawannya.
Karyawannya berkata, “Wahai Tuanku, apakah engkau shalat untuk Tuhan manusia atau shalat untuk mencari kantong?”
Sangat disayangkan, banyak dari kita mencari kantong plastik atau bentuk lain dalam shalat. Padahal, shalat itu adalah waktu yang paling tepat bagi kita mendekatkan diri pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kekhusyuan dalam shalat, itulah yang seharusnya dilakukan.
Hanya saja, sangat sulit sekali bagi kebanyakan orang melakukan hal itu. Pikiran dengan bacaan dan gerakan shalat tidak sesuai. Ya, raga bisa saja melakukan shalat, tapi pikiran masih terpaku pada urusan duniawi.
Jika Anda termasuk dari golongan orang yang khusyu dalam shalat, bersyukurlah atas nikmat ini. Tapi, jika Anda belum khusyu pada sebagian shalat Anda, berusahalah dan berlatihlah agar mendapatkan nikmat kekhusyuan bersama dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. []
Referensi: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani