SAUDARAKU, oyang paling berakal, yaitu yang senantiasa melakukan sesuatu untuk akhirat dengan keyakinan bahwa akhirat itu lebih baik dan abadi. Sementara itu, manusia paling bodoh ialah mereka yang memandang dunia ini sebagai segalanya: tempat dan tujuan akhir muara pengharapan.
Tatkala menghadapi musibah, orang-orang yang tergolong ke dalam mereka yang memandang dunia. Mereka itu yang paling mudah larut dalam penyesalan nan panjang.
BACA JUGA: Saudaraku, Allah Membagi Rezeki tapi Kita Tak Terbagi?
Saudaraku,
Padahal jika mampu melihat dunia ini dengan sebenar-benarnya, tabir kesedihan itu akan luruh. Dan niscaya dapat berkomunikasi dengan jiwanya sendiri tentang masih adanya tempat tinggal yang lebih baik dibandingkan dunia.
Saudaraku,
Lalu, bilamana tujuan akhir dari perjalanan seorang manusia adalah “rumah” yang kekal abadi ini, niscaya segala akan terasa ringan, berbagai rintangan hidup tetap akan membuat mata berbinar. Sekalipun entah ada berapa beban yang dipikul seorang diri.
BACA JUGA: Saudaraku, Inilah Sumber Dosa
Saudaraku,
Maka dari itu, wahai orang-orang yang merasa tengah dilanda kegelisahan akan duniawi, senantiasi diliputi kesusahan, juga beragam rintangan. Teruslah berbuat kesalihan!
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ
Artinya: Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra’d:24)
Percayalah dengan janji Allah. []
Sumber: La Tahzan/ Dr. ‘Aidh al-Qarni/ Penerbit: Qisthi Press/ 2016