SAUDARAKU,
Tujuan dunia yang harus dihindari adalah orientasi bermewah-mewahan (hedonisme), sebagaimana kaum ‘Ad di era Nabi Hud AS. Tetapi tamapaknya ada kekeliruan dalam memahami kekayaan sehingga orang-orang takut kaya. Karena takut kaya maka mereka hanya bekerja secukupnya.
Suatu hari Rasulullah SAW bertemu dengan seorang sahabat yang kondisinya sangat memprihatinkan. Ketika ditanya, ia menjawab bahwa ini mungkin terjadi seperti ini karena doanya:
“Ya Allah berilah saya kesengsaraan dunia dan jadikan kesengsaraan ini sebagai petunjuk bahwa saya akan mendapat kebahagiaan akhirat.”
BACA JUGA: Saudaraku, Allah Tidak akan Pernah Mengecewakanmu
Saudaraku,
Mendengar jawaban itu, Rasulullah SAW bersabda dengan menunjukan doanya yang lebih baik sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 201:
“Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (QS. Al Baqarah: 201).
Saudaraku,
Orang-orang beriman menjadikan dunia sebagai ladang untuk akhirat. Mereka berupaya meraih dunia dengan berpedoman pada nilai-nilai ilahi.
BACA JUGA: Saudaraku, Sudah Berapa Banyak Makanan yang Menghalangi Qiyaamulail?
Saudaraku,
Beberapa bacaan menyebutkan bahwa salah satu penyebab lemahnya etos kerja muslim adalah kekeliruan memandang apa itu dunia dan apa itu akhirat. Keduanya seolah-olah dipisahkan secara hitam-putih. Kekeliruan ini ikut menyebabkan kekeliruan dalam menyikapi harta dan kerja. []
Referensi: Tangan-tangan yang Dicium Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira/2011