SAUDARAKU,
Terkadang kita tak tersadarkan akan setiap perbuatan, dan perkataan yang dilakukan dalam hidup keseharian, mengucapkan suatu kata yang bisa menyakitkan bagi orang yang mendengarnya. Awalnya hanya candaan tapi berujung kekecewaan.
Berkatalah sebaiknya dan sewajarnya, tidak berlebihan, dan tidak ada kebohongan di dalamnya. Berkata yang baik adalah bukti keimanan, maka jangan takut untuk berkata yang baik dan jujur.
BACA JUGA: Saudaraku, Inilah Sumber Dosa
Saudaraku,
Apabila perkataan yang diucapkan tidak ada manfaatnya maka lebih baik untuk berdiam diri, karena itu adalah suatu kemuliaan.
Rasulullah SAW bersabda. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Maka hendaklah ia berkata baik, atau hendaklah ia diam.” (HR. Bukhari, no. 6018 & Muslim, no.47)
Saudaraku,
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’I rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara, maka hendaklah dia berpikir telebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silahkan diucapkan, jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan berbicara).”
BACA JUGA: Saudaraku, Dunia Ini Fana, Jangan tertipu
Saudaraku,
Sebagai muslim kita harus berhati-hati dalam berkata, jangan sampai menyakiti hati orang lain. Karena sebuah ucapan lebih menyakitkan daripada dilukai dengan senjata. Seperti dalam peribahasa “Tajam lidah daripada pedang” Maksudnya, ucapan seseorang mampu menyakiti orang, yang rasa sakitnya lebih pedih daripada senjata tajam. [ ]