SAUDARAKU, perbuatan yang sudah dilakukan dengan sekuat tenaga, keringat bercucuran tentu ingin membuahkan hasil yang luar biasa. Namun semua itu tidak akan berhasil hanya sebatas hampa belaka apabila kita melupakan-Nya, artinya semua yang dikerjakan tidak akan diterima di sisi-Nya yang berakhir sia-sia.
Memang benar, semua yang dikerjakan tidak akan diterima oleh-Nya jika kita tidak mampu mengingat-Nya. Lagi-lagi mengingat Allah, jelas karena kita hidup di dunia Sebatas singgah sekejap selebihnya akan kembali kepada-Nya.
BACA JUGA: Saudaraku, Berapa Lama Kita Hidup di Dunia Ini?
Saudaraku,
Maka dari itu pokok-pokok yang membuat amal sia-sia itu adalah lupa terhadap Allah yang merupakan tumpuan dari segala niat.
Kelupaan itu akan membuat orang lari dari ketentuan pokok amal tersebut. riya, syirik, dengki dan lain sebagainya akan memupus semua amaliah kita. Amal yang dikerjakan dengan atas dasar cari muka, ambil muka atau diiringi dengan hasab tentu tidak akan membuahkan hikmah sama sekali, yang di dapat hanyalah kegersangan jiwa saja.
Saudaraku,
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Engkau Sembah Tuhanmu seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Saudaraku, Allah Membagi Rezeki tapi Kita Tak Terbagi?
Dengan begitu, agar terhindar dan terbendung dari kesia-siaan amal, manusia diperintahkan untuk menyadari dirinya, bahwa dia berada dalam tilikan atau pengawasan Allah. Sehingga apapun yang dilakukan, besar atau kecil tentunya akan diperhitungkan kelak di yaumil akhir.
Saudaraku,
Maka dari itu, beramal untuk taat pada-Nya, niatkan lillah dan jangan sampai amal perbuatanmu sia-sia karena terpupus dengan semua perbuatan yang buruk. Sadarlah Allah melihat hamba-Nya. []
SUMBER: PILAR-PILAR TASAWUF/PROF. DR. YUNASRIL ALI, M.A/KALAM MULIA/2005