Oleh: Raidah Athirah
Penulis, Kontributor Islampos, Tinggal di Polandia
SAUDARAKU …
Kita dipanggil Muslim karena kita adalah pengikut akhlak Rasul yang mulia.
Kita dipanggil Muslim karena kita meneladani sifat para sahabat dan ulama.
Adakah pernah kita dapati Rasul Saw yang mulia mencaci atau mengolok orang yang sudah meninggal?
Dari ‘Aisyah radhiallaahu ‘anha, dia berkata: Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian mencela orang-orang yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan,” (HR: Bukhari).
Nabi kita, Muhamad Saw terkenal akhlaknya baik oleh sahabat maupun orang -orang nonMuslim.
Mengapa kita dilarang menghina, mengolok-ngolok dan menjadikan lelucuan orang yang sudah meninggal?
Inilah kisah teladan yang diceritakan oleh Ibnu al-Atsîr di dalam kitabnya Usud al-Ghabah : “Ketika Ikrimah bin Abu Jahal masuk Islam, banyak orang-orang yang berkata: ‘Wah!, ini adalah anak musuh Allah, Abu Jahal’. Ucapan ini menyakiti hati ‘Ikrimah karenanya dia mengadukan perihal tersebut kepada Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam, lantas beliau bersabda: “Janganlah kalian mencela ayahnya karena mencela orang yang sudah mati, akan menyakiti orang yang masih hidup (keluarganya).”
***
Saudaraku …….
Apa gunanya mencela, mengolok-ngolok dan mencaci -maki orang yang sudah meninggal?
Sungguh tak ada gunanya, Saudaraku!
Rasul Saw melarang kita karena ada mutiara hikmah yang hendak kita ingat bahwa perbuatan diatas akan menyakiti keluarga yang masih hidup.
Tidakkah kisah Ikrimah menjadi tauladan?
Saudaraku …..
Mari jaga jemari kita dari perbuatan sia -sia. Cukuplah kematian menjadi pelajaran bagi setiap jiwa yang masih hidup. []
Polandia ,16 November 2016