SAUDARAKU,
Tahukah Anda bahwa hidup kita bagaikan sedang berkendara di jalan? Kita seperti sedang menggemudian kendaraan kita kerah dan tujuan yang kita mau. Keridhaan-Nya merupakan tujuan kita di dunia ini.
Nah, lubang-lubang di jalanan tersebut bagaikan penyakit-penyakit hati yang menghalangi jalan kita menuju tujuan yang dinginkan. Boleh jadi penyakit-penyakit hati yang kita lami mampu membuat jalan kita tersendat dalam mencapai tujuan.
Saudaraku,
Tahukah Anda biasa jadi kita telah terjerus kedalam salah satu lubang yang mengahalagi jalan kita menuju keridhaannya. Dan boleh jadi kita telah terjerumus ke dalam lubang dengki.
BACA JUGA:Â Iri dan Dengki, Ini Perbedaannya (1)
Saudaraku,
Tahukah Anda bahwa lubang di jalan persis sekali dengan dengki. Coba kita lihat lubang di jalan, semakin banyak kendaraan yang melewatinya makan semakin dalam dan lebar pula lubang tersebut.
Begitu pun sama halnya dengan dengki, semakin banyak kita tidak menyukai seseorang maka semakin besar dan dalam pula kadar kedengkian di dalam hati kita.
Saudaraku,
Sadarilah bahwa dengki merupakan perbuatan yang merugikan diri kita sendiri, khususnya. Sebab dengki bagaikan api yang melahap habis daun yang kering, taka ada sisa.
BACA JUGA:Â Iri dan Dengki, Ini Perbedaannya (2-Habis)
Saudaraku,
Pahamilah bahwa penyakit dengki ini akan membuat diri ini kering dan tak mendapatkan apaun atas seseuatu amal yang selama ini kita perbuat. Kita hanya akan mendapatkan kelelahan, kesia-siaan yang nyata.
Saudaraku,
Kita harus berhati-hati terhadap segala Sesutu yang membuat hati kita terjerumus dalam lubang-lubang kedengkian yang merugikan. Waallahu’alam. []