SAUDARAKU. Banyak orang menyadari bahwa hidup dunia sangat singkat dan bersifat sementara. Namun kesadaran ini kebanyakan tidak diikuti dengan perilaku yang menghargai waktu. Alhasil, waktu sering terbuang percuma tanpa kita sadari.
Saudaraku…
Waktu, bagi seorang muslim yang menyadari betapa berharganya tujuan hidupnya di dunia, tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja dengan sia-sia. Ia tidak mengatakan seperti perkataan orang Barat materialis yang cinta dunia, time is money. Tapi ia mengatakan “Waktu itu untuk ibadah kepada Allah SWT.” Umur kita pendek, waktu kita cuma sedikit, sementara kita harus mempersiapkan bekal yang banyak untuk menempuh perjalanan menuju kampung akhirat, bertemu dengan Allah SWT.
BACA JUGA: Saudaraku, Pahala Kebaikan Bisa Gugur karena Dosa
Barangkali kita semua menyadari bahwa waktu hidup kita di dunia memang hanya sebentar, tidak ada yang hidup kekal. Namun entah mengapa kebanyakan dari kita tidak bisa menjaga waktu dengan baik sehingga waktu berlalu sia-sia tanpa diisi dengan amal kebaikan.
Saudaraku…
Di antara waktu-waktu yang kita miliki, ada waktu lapang, waktu senggang, atau waktu yang kosong dari kesibukan. Dan waktu luang ini merupakan kenikmatan dari Allah SWT yang mesti digunakan sebaik-baiknya sebagai tanda syukur kepada-Nya. Namun kenyataannya, kebanyakan dari kita lalai akan nikmat ini sehingga kita pun merugi. Rasulullah SAW menyatakan dalam sabdanya yang agung:
“Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia merugi (terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala) di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no. 6412)
Saudaraku…
Hadits yang mulia di atas memberikan beberapa faedah kepada kita:
Pertama: sepantasnya bagi kita memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT dan mengerjakan kebaikan-kebaikan sebelum hilangnya dua nikmat itu. Karena, waktu luang akan diikuti dengan kesibukan, dan masa sehat akan disusul dengan sakit.
BACA JUGA: Saudaraku, Carilah Teman yang Taat, Bukan yang Meninggalkan Shalat
Kedua: Islam sangat memperhatikan dan menjaga waktu. Karena waktu adalah kehidupan, sebagaimana Islam memperhatikan kesehatan badan di mana akan membantu sempurnanya agama seseorang.
Ketiga: Dunia adalah ladang akhirat. Maka sepantasnya seorang hamba membekali dirinya dengan takwa dan menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT untuk taat kepada-Nya.
Keempat: Mensyukuri nikmat Allah SWT adalah dengan menggunakan nikmat tersebut untuk taat kepada-Nya. (Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhis Shalihin, 1/180-181)
Saudaraku…
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rah berkata: “Banyak orang merugi di dalam dua jenis kenikmatan ini, nikmat sehat dan waktu luang. Karena bila seorang insan dalam keadaan sehat, ia mampu menunaikan apa yang Allah SWT perintahkan kepadanya dan mampu meninggalkan apa yang Allah SWT larang. Dadanya dalam keadaan lapang dan hatinya tenang. Demikian pula waktu luang, bila memang ada orang lain yang menyiapkan dan mencukupi kebutuhannya, ia pun lepas dari beban pekerjaan.
Namun bila seseorang punya waktu luang dan ia dalam keadaan sehat, maka ia banyak merugi di dalamnya. Karena kebanyakan waktu yang ada, kita sia-siakan tanpa faedah. Kita memang tidak mengetahui kerugian ini di dunia, akan tetapi nanti ketika ajal telah datang dan ketika terjadi hari kiamat, barulah seorang insan menyadarinya. []
SUMBER: ASYSYARIAH.COM