SAUDARAKU, Allah SWT memudahkan hamba-hamba-Nya mendapatkan apa yang mereka perlukan. Dia membanyakkan jumlahnya. Semakin tinggi kebutuhan terhadap sesuatu, semakin banyak jumlahnya.
Sebaliknya, makin tidak dibutuhkan, makin sedikit pula jumlahnya. Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sedang-sedang saja, maka kuantitasnya juga sedang, tidak banyak dan tidak sedikit, sesuai dengan tingkat kebutuhan.
BACA JUGA: Saudaraku, Saat Doa Belum Terkabul
Saudaraku,
Lihat saja empat barang pokok: tanah, air, udara, dan api! Perhatikan betapa Allah SWT membanyakkan jumlahnya! Udara sedemikian banyak, ada di setiap tempat. Karena hewan adalah makhluk darat, tidak dapat hidup tanpa udara.
Udara selalu ada di manapun hewan berada, karena dia tidak bisa terlepas darinya sekejap mata pun. Kalau udara tidak banyak dan tidak ada di setiap tempat di dunia ini, tentu alam ini akan sesak oleh asap dan uap air yang menjulang naik dan menggumpal.
Saudaraku,
Maka, perhatikanlah hikmah Allah SWT ketika menciptakan angin. Apabila asap dan uap air itu naik ke angkasa, angin mengubahnya menjadi awan atau kabut.
Dengan demikian tidak menimbulkan bahaya bagi alam. Tanyailah orang yang ingkar. Siapa yang mengatur sedemikian rupa dan menakdirkan begitu indah?
Saudaraku,
Apakah seluruh alam seandainya bersatu dapat mengubahnya menjadi awan atau kabut, atau menyingkirkannya dari manusia?
BACA JUGA: Saudaraku, Paling Dekat Hamba dengan Rabb-nya adalah Ketika Sujud
Kalau Allah menghendaki, tentu angin akan ditahan-Nya sehingga uap dan asap itu menyesakkan permukaan bumi. Maka, matilah manusia dan hewan yang ada di sana.
Maka, nikamat Tuhanmu yang manakah yang hendak engkau dustakan. Yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman.
Saudaraku,
Jadilah, hamba yang menghambakan diri. Jadilah hamba yang memang seharusnya seorang hamba. Kita seorang hamba tugasnya hanya untuk mencari ridha-Nya. Namun, memang susah dalam menggapai hal tersebut. Akan tetapi, Insya Allah Dia memudahkan setiap langkah kita. []
Referensi: Kunci Kebahagiaan/Ibnu Qayyim/Akbar Eka Sarana/2004