JAKARTA–Kerajaan Arab Saudi dikabarkan akan kembali membuka penyelenggaraan ibadah umroh secara bertahap. Diawali dengan izin terbatas bagi warga negara dan ekspatriat yang tinggal di sana, Saudi juga sedang mempertimbangkan untuk membuka umrah bagi muslim dari luar negaranya, khususnya bagi negara yang sudah mendapat izin memberangkatkan jemaah.
“Saudi dalam pengumumannya menyebut akan merilis daftar negara mana saja yang akan mendapatkan izin memberangkatkan jemaah umroh. Jadi kami masih menunggu rilis dari Kemenkes Saudi. Kami berharap Indonesia termasuk yang mendapat izin memberangkatkan,” terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Nizar, di Jakarta, Rabu (23/9/2020).
BACA JUGA: Saudi Setop Umroh untuk Sementara, RI Rugi Rp 2 T per Bulan
Sementara itu Konjen RI di Jeddah, Eko Hartono membenarkan adanya pembukaan ibadah umroh secara bertahap pemerintah Arab Saudi.
Untuk tahap pertama, kerajaan hanya memberikan kuota 30% dari kapasitas normal atau sekitar 6.000 orang. Itu pun khusus bagi WN Saudi dan para mukimin.
“Kedua, mulai 18 Oktober 2020 untuk WN Saudi dan mukimin, tapi kuota 75% atau sekitar 15.000 orang,” kata Eko, Rabu (23/9/2020).
Tahap ketiga akan dimulai 1 November 2020. Pada tahap ini Arab Saudi menerima kedatangan warga negara asing. Kapasitas yang diberikan full atau sekitar 20.000 di Masjidilharam dan 60.000 di Masjid Nabawi, Madinah.
BACA JUGA: Rogoh Kocek Sendiri Demi Anak Yatim bisa Ngaji, Brigadir Didi Diganjar Umroh
“Tapi jamaah asing ini sesuai perkembangan COVID di masing-masing negara. Semoga Indonesia nanti juga tidak termasuk yang di-suspend dulu,” katanya.
Menurut Konjen, meski belum membuka dari luar negara, tapi tidak ada salah jamaah umroh Indonesia mempersiapkan diri, seperti melakukan tes PCR. Konjen yakin setiap jamaah nantinya perlu membawa hasil PCR yang negatif.
“Selain itu, biaya akan lebih mahal dari biasanya. Ini karena adanya distancing tersebut, jadi jumlah jamaah dibatasi,” ujar Eko. []
SUMBER: KEMENAG | SINDO