JAKARTA–Kerajaan Arab Saudi telah menghentikan sementara visa bagi jemaah umroh. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran penularan wabah virus corona yang telah menyebar ke 45 negara di dunia. Penangguhan jemaah umrah ini berdampak signifikan bagi Indonesia. Pasalnya jumlah jemaah umrah dan wisatawan asal Indonesia cukup besar.
Visa jemaah umrah dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk sementara waktu ditangguhkan oleh Arab Saudi, demi mencegah penyebaran virus korona.
Pemerintah Indonesia menghargai dan bisa memahami kebijakan Arab Saudi. Namun, Kementerian Urusan Agama Indonesia tetap meminta pengecualian bagi jamaah haji Indonesia, agar diizinkan masuk ke Arab Saudi.
BACA JUGA: Tertular Virus Corona, WNI di Taiwan malah Main Tik Tok di Ruang Isolasi
Larangan umroh sementara ini dinilai dapat memicu krisis di bisnis umrah, begitu pula pada industri pendukung terkait, seperti bisnis penerbangan, hingga bisnis aksesori perjalanan umrah.
Proyeksi potensi kerugian akibat penangguhan jemaah umrah Indonesia ini, bisa mencapai Rp2 triliun dalam sebulan.
Wakil Ketua Serikat Penyelenggara Umroh dan Haji Indonesia (Sapuhi), Alfa Edison Haji, menyebutkan, perhitungan itu mengasumsikan jumlah jemaah yang berangkat 50.000 jiwa dalam waktu dua minggu.
Jumlah tersebut dikalikan tarif minimum referensi yang ditetapkan Kementerian Agama sebesar Rp20 juta.
“Dalam kurun waktu dua minggu potensi kerugian mencapai Rp 1 triliun,” ujarnya yang dikutip dari Kontan, Jumat (28/2/2019).
Potensi kerugian diprediksi akan terus membengkak jika penghentian umrah berlangsung lama. Apalagi dengan jumlah jemaah umrah Indonesia setiap tahun meningkat.
Pada 2014-2015, jumlah jemaah 649.000 orang. Tiga tahun kemudian (2017-2018), jumlahnya meningkat menjadi 1 juta orang.
BACA JUGA: Dampak Merebaknya Virus Corona, Arab Saudi Setop Umrah Sementara
Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Firman M Nuh, melihat jumlah jemaah umrah pada tahun ini bisa menyusut.
Semula, jemaah umrah Indonesia tahun ini diprediksi kembali menembus 1 juta orang.
Selain memengaruhi bisnis umrah. Penangguhan ini juga menekan bisnis penerbangan.
“Padahal, permintaan tiket maskapai hingga Maret sudah fully booked,” kata Firman. []
SUMBER: RAKYATKU