Oleh: Nurman Kholis
20 TAHUN lalu, ada guru saya yang bilang, “Buat apa pakai usholli-usholli segala, allah juga tahu kita mau sholat”, saya pun meninggalkan kebiasaan sejak kecil tersebut. Namun, kini saya melafadhkan niat lagi sebelum sholat.
BACA JUGA: Setiap Amalan Tergantung Pada Niat
Sejak sehari-hari kerja di ruang AC sehingga tidak berbeda suasana Dhuhur dan Ashar, apalagi jika sedang banyak kerjaan, saya lebih mantap dengan talaffudh bin niyat. Di dalam talaffudh ini kan dijelaskan, sholat:
(1) fardhu atau sunat
(2) waktunya kapan
(3) rakaatnya berapa
(4) menghadap kiblat
(5) sendiri atau berjamaah sebagi imam atau ma’mum
(6) hanya untuk Allah.
Kalau Nabi, para sahabat dan seterusnya tidak talaffudh bin niyat sebelum sholat, memang hati mereka sudah terbiasa konsentrasi.
BACA JUGA: Niat Baik
Jadi kalau menurut saya, talaffudh itu seperti suplemen untuk memperbaiki kualitas sholat saja. Bagi saya, tidak cukup berdebat tentang talaffudh atau tidak. Saya lihat buahnya saja. Nusantara yang jauh dari Arab, terdiri dari berbagai suku dan bahasa serta dulu mayoritasnya Buddha dan Hindu, namun jadi mayoritasnya muslim termasuk yang menggagalkan penjajahan Portugis adalah umat Islam yang talaffudh bin niyat sebelum sholat. []