“HARI ini aku akan sedekah,” begitu janji seseorang yang Nabi saw kisahkan pada hari itu.
Setelah menyiapkan sejumlah uang, keluarlah orang itu dari rumahnya. Bertemulah dia dengan seorang laki-laki yang ditemuinya di perjalanan. Tanpa ragu diberikannya uang yang dia bawa kepada orang yang baru ditemuinya itu.
Demi mengetahui hal tersebut, hebohlah masyarakat di kampungnya.
“Pencuri kok diberi sedekah, sih!” cibiran orang-orang mengomentari sedekahnya.
BACA JUGA: Sedekah Tak Hanya Sekedar Harta
Kontan lelaki pesedekah ini kaget mendengarnya. Dia tidak tahu bahwa orang itu adalah seorang pencuri. Seakan menyesali kekurangtelitiannya, dia curhat, “Ya Allah, segala puji bagimu. Sungguh maksudku adalah ingin bersedekah.”
Berharap tidak salah sasaran lagi, pada malam harinya lelaki dermawan ini kembali bersedekah. Kini sedekahnya diberikan kepada seorang perempuan.
“Semoga tidak salah orang” gumamnya.
Kehebohan kembali menyambar telinganya.
“Tadi malam, ada perempuan pelacur yang dapat sedekah,” komentar orang menyindir pedas perilakunya.
“Hah, perempuan itu seorang pelacur? Ya Allah segala puji bagi-Mu. Aku akan sedekah lagi,” lelaki pesedekah ini terkejut. Dia berjanji akan bersedekah lagi.
Dengan membawa sejumlah uang, dia keluar rumah dan mencari-cari orang yang tepat untuk menerima sedekahnya. Jangan salah lagi!
“Yang benar aja, orang kaya ko dikasih sedekah,” sindiran orang-orang kembali bikin panas telinganya. Ternyata pada sedekah yang ketiga, lelaki dermawan ini lagi-lagi salah orang.
“Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Aku tak sengaja telah memberi sedekah kepada pencuri, pezina dan orang kaya.”
BACA JUGA: Sedekahlah, Maka Allah Mudahkan
Merasa bersalah dia kembali mengadu kepada Allah swt.
Malam harinya dia bermimpi. Seseorang datang dan berkata kepadanya, “Sedekahmu kepada pencuri itu, boleh jadi akan membuatnya merasa cukup sehingga tidak mencuri lagi. Begitu juga sedekah kepada pelacur, mudah-mudah membuatnya tidak berzina lagi untuk cari uang. Dan orang kaya yang kamu sedekahi itu, dia akan merenung dan mengambil pelajaran lalu dia menyedekahkan harta yang Allah karuniakan.”
Tenanglah kini hati lelaki pesedekah salah alamat itu. []
Sumber: Hadits Sahih Bukhari dan Muslim
K.H. Marfu Muhyiddin Ilyas, MA
A’wan PCNU Kabupaten Purwakarta Jawa Barat
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi Muhajirin
IG: @guru4ngaji