SUATU ketika, hiduplah pasangan yang bahagia. Mereka telah bersama selama beberapa puluh tahun. Tetapi kemudian, sang suami khawatir bahwa istrinya sudah tidak bisa mendengar dengan baik seperti biasanya. Sang suami berpikir bahwa istrinya itu mungkin membutuhkan alat bantu dengar, tapi lelaki ini tidak yakin bagaimana cara memberitahunya.
Sang suami kemudian mendatangi dokter untuk meminta saran. Dokter mengatakan kepadanya untuk mengujinya dengan ide sederhana.
Dokter berkata, “Berdirilah sejauh 40 kaki darinya dan bicaralah sekeras mungkin seperti dalam percakapan normal. Amati apakah dia mendengar Anda. Jika tidak, kurangi jarak menjadi 30 kaki, lalu 20 kaki, dan seterusnya hingga Anda mendapat respons. Jarak akan membantu kita memperkirakan kebutuhannya untuk alat bantu dengar.”
Keesokan harinya, sang suami mendapati istrinya tengah memasak di dapur. Ia segera melakukan apa yang dikatakan dokter kepadanya. Dari jarak 40 kaki dari istrinya, sang suami bertanya, “Sayang, kamu lagi masak apa?” Si suami menunggu jawaban, tetapi ternyata ia tidak mendengar apapun.
Sang suami bergerak sedikit lebih dekat dan bertanya, “Sayang, kamu lagi masak apa?” Dia masih belum mendapat tanggapan dari istrinya.
Dia kemudian melangkah 20 kaki jauhnya dari istrinya dan menanyakan pertanyaan yang sama, berharap dia akan mendapat jawaban kali ini. Tetapi sang istri tidak menanggapi.
Dia kemudian berdiri hanya sepuluh kaki jauhnya dari istrinya dan bertanya, “Sayang, masak apa?” Dan dia tidak juga mendapat jawaban.
Sang suami sangat prihatin dan merasa kasihan tentang betapa buruknya pendengaran istrinya.
Lalu dia berjalan tepat di belakangnya dan berkata, “Sayang, kamu lagi masak apa?”
Istrinya berteriak, “Suamiku, ini adalah kelima kalinya aku katakan, aku lagi masak AYAM!!”
Moral: Sering kali, masalahnya mungkin bukan pada orang lain, tetapi bisa jadi ada dalam diri kita. []