Oleh: Ahmad Yusuf Abdurrohman
ahmad.yusuf.abdurrohman@gmail.com
HIDUP kita di dunia ini, hanyalah satu kali. Tak akan bisa kembali lagi jika sudah berlalu. Ya, semua orang mengetahui hal itu. Namun, tak banyak yang mempergunakan waktu yang dimilikinya dengan baik. Bahkan, seringkali kita mendapati orang-orang yang menyiakan waktunya.
Seandainya dia tahu, bahwasanya penyesalan itu selalu datang di akhir, niscaya ia akan sedikit berhati-hati dalam mengarungi kehidupannya di dunia ini.
Janganlah pada senja kehidupan kita, akan ada ucapan sesal,
“Mengapa aku tidak mempergunakan waktuku dengan baik?”
“Mengapa waktu berlalu begitu cepat?”
Serta bermacam-macam kalimat penyesalan lainnya.
Cukuplah ucapan ini menjadi pengingat, “Alaa laitasy syabaabu ya’uudu yauman. Faukhbiruhu bimaa fa’alal masyiibu.” Seandainya masa muda kembali suatu hari, akan kukabarkan padanya apa yang dilakukan orang yang telah menua.” (Diwan Abu Atahiyah; 46)
Setiap detik yang berlalu, tidak akan pernah bisa kembali lagi. Semuanya akan berakhir dan hanya tinggal kenangan saja. Begitu pula dengan masa muda. Seiring bergulirnya waktu, masa muda akan berakhir dan menuju masa setelahnya.
Ketika masa muda berakhir, mungkin kita hanya bisa menatap ke belakang seraya berandai-andai masa muda akan kembali lagi. Namun, saat itu semuanya tak akan bisa jadi nyata. Karena, setiap waktu yang berlalu, tak akan bisa kembali lagi.
Manfaatkanlah setiap detik waktu yang kita miliki untuk berbuat kebaikan. Berikanlah kontribusi nyata demi kemajuan umat dan agama ini. Jangan sampai ada dan tiada kita di dunia ini tak ada bedanya.
Tebarkanlah kebaikan, tebarkanlah manfaat di manapun kita berada. Sekecil apapun itu. Janganlah kita meremehkan hal-hal kecil. Karena sesungguhnya gunung yang menjulang adalah tumpukan dari batu, kerikil, dan tanah yang kecil.
Berbuat baiklah dan jadilah bermanfaat untuk orang-orang di sekitarmu. []
Pati, 24 Juli 2016
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.