AH, kita terlalu sibuk mengejar mimpi, menata harapan, dan menggapai cita-cita. Ya, kita terlalu sibuk berkerja, mengumpulkan uang demi meraih bahagia. Hingga lupa, hingga tak sempat melirik saudara kita di Palestina sana. Sekedar melirik, melihat fotonya, memandang wajahnya, menatap matanya yang polos tanpa dosa. Lalu mendoakannya.
Ya, kita lupa. Kita tak sempat melihatnya, tak sempat mendoakannya. Tapi mohon sekali ini saja, mohon perhatikan wajah adik kecil di foto ini, lihat matanya, lalu bayangkan seandainya dia anak kita.
BACA JUGA: 3 Langkah Mudah Ajari Anak Sedekah
Tegakah engkau membiarkannya? Tegakah tangan-tangan kasar Zionis menamparnya, memukulnya, dan membantingnya hingga nangis, hingga luka dan berdarah-darah? Tegakah?
Bayangkan seandainya dia anak kita…
Akankah dibiarkan tubuhnya kesakitan, terluka dan darah mengalir dari tubuhnya? Akankah dibiarkan menangis dan ditendang lagi dengan sepatu keras tentara Zionis? Lalu tangisnya makin keras, dan makin muncaklah amarah tentara jahat itu hingga memukulnya dengan pohpor bedir hingga patah tulangnya? Tegakah membiarkannya?
Bayangkan senadainya dia anak kita…
Tatap wajah polosnya, adakah dosa di sana hingga bocah itu harus dipukul dan ditendang? Lihat wajah polosnya, ada keluguan, harapan, dan kerinduan kasih sayang orangtuanya. Ada kerinduan untuk main, sekolah, dan rekseasi seperti anak-anak kita di Indonesia.
Tapi…
Jangankan main, sekolah, dan rekreasi, sekedar ingin makan pun susah. Bahkan sebagian anak sekedar ingin mendapatkan pelukan hangat orangtua tak bisa. Ayah ibu telah tiada, rumah hancur tak bersisa, saat siangkepanasan,dan saat malam kedinginan.
Mulut haus tak ada minuman, perut lapar tak ada makanan. Luka mengangan tak ada obat yang memadai. Sementara menangis pun sudah keringair mata.
Nak, apa salahmu hingga menjadi sasaran kekerasan, tamparan, pukulan, tendangan sepatu, pukulan pohpor senjata, hingga peluru tajam sewaktu-waktu bisa merobek tubuh mungilmu?
BACA JUGA: Balita Palestina Jadi Korban Pelemparan Batu Ekstremis Yahudi
Kemarilah Nak, ke rumah Kakak di Indonesia. Kita main ya, jalan-jalan, jajan, pilihlah sesukamu. Mainlah sepuasmu.
Ya Allah, ampuni diri ini yang lemah dan hina, yang tak bisa berbuat banyak bagi mereka. Ya Allah, berikanlah pertolongan-Mu pada saudara di bumi Syam, Palestina, tempat lahir para nabi, negeri yang diberkahi. []