KOTA Qadisiyah gusar, penduduknya diliput khawatir yang mencekam. Istana Putih Kisra Persia di Madain bergetar, raja, panglima, jenderal dan semua aparat berserta rakyat disusupi resah luar biasa.
Bagaimana tidak, pasukan kaum Muslimin yang dipimpin sahabat agung Saad bin Abi Waqash hampir sampai ke hadapan mereka. Namun sebagaimana manusia memiliki rasa khawatir, kaum Muslimin pun harus mendamaikan perasaan menghadapi pasukan Persia yang tak terbilang di medan laga.
Khalifah Umar bin Khathab di Madinah merasa khawatir, maka melalui salah satu utusannya berkirim surat pada Saad sebagai panglima perang kaum Muslimin.
BACA JUGA: Umar Tegaskan bahwa Aib Seseorang Itu Wajib Ditutupi
Tahukan engkau isi suratnya?
Bukan tentang strategi perang, bukan taktik menggempur musuh, dan bukan pula siasat pertempuran yang efektif memukul kekuatan lawan. Tapi Umar berpesan bahwa kunci kemenangan itu ketakwaan pada Allah Swt, menjauhi dosa dan maksiat pada-Nya. Sementara faktor kekalahan adalah maksiat dan dosa yang dilakukan.
Sayidina Umar menulis:
“Amma ba’du. Aku memerintahkanmu dan seluruh anggota pasukan untuk bertakwa kepada Allah Swt dalam setiap keadaan, karena takwa kepada Allah adalah senjata yang paling kuat dan strategi yang paling jitu untuk mengalahkan musuhmu.
Aku memerintahkanmu dan seluruh anggota pasukanmu untuk berhati-hati terhadap perbuatan maksiat, lebih dari hati-hati kalian terhadap musuhmu. Karena maksiat yang kalian perbuat lebih aku khawatirkan daripada kekuatan pasukan musuh.
Allah SWT memberikan kemenangan kepada pasukan Islam disebabkan musuh-musuhnya yang berbuat kemaksiatan. Kalau bukan karena itu, niscaya pasukan Islam tidak akan berdaya menghadapi pasukan musuh. Karena jumlah pasukan Islam tak seberapa dibanding jumlah pasukan musuh.
.
Persenjataan pasukan Islam pun tak ada apa-apanya dibandingkan persenjataan musuh. Sehingga seandainya pasukan Islam dan pasukan musuh sama-sama berbuat maksiat, maka pasukan musuh akan menang karena mereka lebih kuat dari segi jumlah dan senjata. Jika pasukan Islam tidak berbuat maksiat, maka pasukan Islam akan menang, karena keshalihan mereka, bukan karena kekuatan mereka.
Kemudian ketahuilah, selama perjalanan kalian, Allah SWT mengirim para malaikat yang akan mengawasi. Mereka mengetahui apa yang kalian lakukan. Maka teruslah merasa malu kepada mereka. Janganlah kalian bermaksiat kepada Allah SWT, padahal kalian sedang berada di jalan-Nya.
Janganlah kalian berkata bahwa kalian pasti akan menang karena musuh-musuh pasti lebih buruk dari kalian, sehingga mereka tidak akan mungkin menguasai kalian. Karena sangat mungkin sebuah kaum dikuasai oleh kaum yang buruk. Seperti Bani Israil yang dikuasai oleh kaum Majusi. Bisa demikian karena karena Bani Israil telah melakukan hal-hal yang membuat Allah SWT murka.
Mohonlah kepada Allah SWT agar menolong kalian melawan jiwa kalian, sama seperti kalian memohon pertolongan dalam melawan musuh-musuh kalian. Aku juga memohon hal itu untukku dan untuk kalian.”
BACA JUGA: Umar: Orang yang Paling Kucintai Adalah Dia yang Menunjukkan Kesalahanku
Bergetar dada Saad mendapati surat dari Amirul Mukminin yang luar biasa, ternyata yang dikhawatikannya bukan pasukan musuh yang banyak, kuat, dan lengkap peralatan perangnya, melaikan Umar takut jika kaum Muslimin berbuat dosa.
Di sini kita menginfasi diri bahwa bila kita dirundung kerugian, kegagalan, gelisah, dan kesedihan yang mendera seolah tiada henti, boleh jadi ada dosa yang kita lakukan baik disadari maupun tidak disadari. Mencurigai keburukan yang timbul dalam hidup kita bersebab dosa dan kemaksiatan yang dilakukan. Astahgfirullaha’adzim.
Sejatinya kita senantiasa berada dalam ketaatan pada Allah SWT dan menjauhi dosa yang bakal merugikan kehidupan. Sesungguhnya ketaatan adalah kunci kemenangan, kebaikan dan keberuntungan. Sementara dosa dan maksiat kunci kekalahan, kesedihan, dan kerugian.
Selebihnya, setelah doa dimantapkan, ikhtiar ketaatan kepada Allah kita sempurnakan, mari berserah diri pada-Nya dengan penuh keyakinan. Wallahu’alam. []