“Sesungguhnya ada sesuatu yang terjadi di pihak pasukan kaum musyrik,” Kata Nabi SAW, “Pergilah kepada mereka, dan bawalah berita tentang keadaan mereka…”
SEBENARNYA Hudzaifah dalam ketakutan dan kedinginan yang tak tertahankan, tetapi perintah telah diberikan dan tak ada alasan baginya untuk menolak titah Rasulullah SAW.
Baru beberapa langkah berjalan, ia mendengar Nabi SAW berdoa, “Ya Allah, jagalah dia dari depan dan belakangnya, dari kanan dan kirinya, dari atas dan bawahnya…”
Segera setelah doa itu selesai, Hudzaifah tidak lagi merasakan ketakutan dan kedinginan, ia berpaling ke arah Nabi SAW, dan beliau bersabda, “Hai Hudzaifah, jangan melakukan apapun di kaum itu sampai engkau kembali kepadaku…”
BACA JUGA: Ayah Sahabat yang Meninggal dan Keadaan Musyrik
Hudzaifah menyeberangi parit dan berjalan ke pasukan kaum musyrik. Suasana yang gelap membantunya menyelusup di sela-sela perkemahan tanpa diketahui. Tiba-tiba datang tiupan angin kencang berputar-putar di perkemahan, memadamkan semua lampu penerangan mereka, suasana makin gelap saja. Tiba-tiba terdengar teriakan, yang diduganya adalah suara Abu Sufyan, “Hai segenap golongan Quraisy, hendaknya setiap kalian memperhatikan kawan duduknya, dan memegang tangannya dan juga mengetahui namanya.”
Hudzaifah berfikir cepat. Segera ia masuk satu kemah dan memegang tangan salah seorang dari mereka dan menanyakan namanya. Kalau ia kedahuluan yang ditanya, pasti ia akan ketahuan. Ia-pun aman di antara mereka dalam suasana gelap. Angin masih terus bertiup memporak-porandakan perkemahan dan perlengkapan mereka. Tak lama kemudian ia mendengar Abu Sufyan berkata, “Hai orang-orang Quraisy, kekuatan kalian sudah tidak utuh lagi, kuda-kuda dan unta-unta kita banyak yang binasa. Bani Quraidhah juga mengkhianati kita sehingga kita mengalami hal yang tidak kita inginkan. Apalagi angin topan ini memporak-porandakan perkemahan kita. Berkemaslah dan segera berangkat pulang!”
Tidak berapa lama Abu Sufyan menaiki ontanya dan meninggalkan tempat tersebut, diikuti oleh anggota pasukan lainnya. Sempat terpikir oleh Hudzaifah untuk memanah Abu Sufyan, tetapi ia ingat pesan Rasulullah SAW untuk tidak berbuat apapun sampai kembali menemui beliau.
Ia beringsut, perlahan menjauhi tempat tersebut dan berjalan kembali ke tempat pasukan muslim berkumpul. Tetapi tiba-tiba saja ada sekitar duapuluh orang penunggang kuda yang memakai sorban berhenti di hadapannya. Hudzaifah kaget setengah mati, salah satu dari mereka berkata, “Beritahu sahabatmu (Nabi SAW), sesungguhnya Allah telah menjaganya…”
Setelah itu mereka berlalu, dan hilang secepat ketika mereka hadir di hadapannya. Hudzaifah segera pulang ke tempat Nabi SAW dengan penuh tanda tanya tentang sekelompok penunggang kuda tersebut.
BACA JUGA: Sahabat yang Syahid oleh Pedang Kaum Muslimin
Tiba di tempat Nabi SAW, dilihatnya beliau sedang shalat sambil memakai selimut, seketika itu tubuhnya kembali merasakan kedinginan sampai menggigil seperti ketika ia belum berangkat menunaikan tugas Nabi SAW. Sambil meneruskan shalat, Nabi SAW memanggilnya dengan isyarat tangan dan mengulurkan selimut yang beliau pakai. Hudzaifah mendekat dan menerima selimut tersebut lalu memakainya untuk mengurangi rasa dingin yang menyerangnya.
Usai Nabi SAW shalat, ia melaporkan dengan detail apa yang dilihat dan dialaminya. Nabi SAW tersenyum dan menjelaskan, bahwa sekitar duapuluh penunggang kuda tersebut adalah para malaikat yang dikirim Allah untuk memporak-porandakan perkemahan pasukan musyrik, sehingga mereka ketakutan dan segera pulang.
Usai bercerita, ia tertidur berselimutkan selimut Nabi SAW tersebut, dan dibangunkan beliau menjelang waktu subuh. Atas peristiwa ini, turunlah Surah al Ahzab ayat 9 – 25.[]
Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar