SHUHAIB adalah seorang perantau, dan temannya yang ia jumpai di pintu rumah Arqam, ialah Ammar, orang miskin. Lantas mengapa mereka sampai rela memikul tanggung jawab yang amat berat dan siap menghadapi tantangan yang berbahaya? Sudah terlihat akan keimanan istimewa dan kecintaan yang luar biasa, sejak pertama menerima cahaya Ilahi dan menaruh tangan kanannya di tangan kanan Nabi.
Shuhaib dikenal sebagai orang yang jujur. Ia melanjutkan perjalanan hijrahnya seorang diri dengan bahagia, hingga akhirnya berhasil menyusul Nabi. Saat Nabi sedang di Qubah yang waktu itu sedang duduk dikelilingi oleh beberapa orang sahabat. Ketika beliau melihat kedatangan Shuhaib, beliau pun berseru dengan gembira,“Perdaganganmu sungguh mendapatkan laba yang besar, hai Abu Yahya (Shuhaib). Perdaganganmu sungguh mendapatkan laba yang besar, hai Abu Yahya.”
BACA JUGA: Apa Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sedekah?
Saat itu, Allah menurunkan firmanNya, “Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.” (Al-Baqarah: 207)
Rasulullah SAW sangat sayang kepada Shuhaib. Selain keshalihan dan ketakwaannya, Shuhaib adalah seorang periang dan jenaka sehingga seringkali ia bercanda dengan Nabi. Pada suatu hari, Nabi melihat Shuhaib sedang makan kurma dan salah satu matanya bengkak. Nabi bergurau dengan bertanya kepadanya sambil tertawa, “Kamu makan kurma padahal sebelah matamu bengkak?”
“Apa salahnya? Saya memakannya dengan mata yang sebelah lagi,” jawab Shuhaib sambil tertawa kecil.
BACA JUGA: Inilah Hal yang Lebih Afdhol daripada Sedekah
Shuhaib juga seorang yang dermawan. Tunjangan yang diperolehnya dari Baitul Mal, semuanya disedekahkan untuk fakir miskin dan orang yang membutuhkan. Allah berfirman, “dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (Al-Insan : 8)
Sampai-sampai kemurahannya itu menarik perhatian Khalifah Umar. Ia berkata kepada Shuhaib, “Aku melihatmu banyak sekali bersedekah, hingga kelewat batas. ”Shuhaib menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang suka memberi makan.” []
Sumber: Karakterisik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah/Penulis: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro/2006