LATAH itu bukan sekadar reaksi orang yang kita buat dia terkejut, kemudian dia akan mengikuti apa yang kita serukan. Mengulang kata tersebut sampai dia sadar, bahwa dia sedang latah.
“Hayo loh!”
“Eh copot pot pot pot!”
Atau dulu waktu zaman saya SD, beberapa teman isengnya berlebihan sama teman yang teridentifikasi latah akut! Sampe orang latah tersebut dibuat melakukan hal-hal konyol, seperti mencium tembok, bahkan hampir nyosor beneran ke orang. Menurut saya, itu bercandanya udah lebay! Alias berlebihan. Jangan ditiru yaa, Gaes!
Sebenernya esensi, atau makna dari latah itu sendiri adalah IKUT-IKUTAN. Dalam Islam sendiri, latah atau SEKADAR ikut-ikutan melakukan sesuatu tanpa memahami dasar ilmunya, disebut taqlid. Bagaimana bisa istiqomah kalau dasar ilmunya saja kita nggak tahu? Atau memang nggak mau nyari tahu?
Dan yang namanya ikut-ikutan ini, faktanya memang sangat berkorelasi dengan faktor keistiqomahan atau konsistensi seseorang dalam melakukan sesuatu lohhh.
Ada seorang public figure, saya tahunya dia udah berhijab dari SMP sampai terakhir sudah punya anak, tetiba memutuskan untuk melepas hijabnya! Dalam salah satu klarifikasinya berbentuk caption postingan di sosmed, isinya kurang lebih : sejak kecil dia hanya diajarkan untuk berhijab oleh ortunya, tanpa dikasih kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Yes or No, pokoknya harus Yes!
Sekarang setelah beranjak dewasa, dia baru menyadari bahwa sebenarnya #berhijab itu bukan bagian dari dirinya! Jadi menurutnya, selama belasan tahun berhijab itu yaa … bukan pilihannya sendiri, tapi paksaan ortunya. Entahlah.
Bukankah suatu amalan tanpa ilmu akan tertolak? Itu mengapa orang-orang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Betapa Islam sangat mengapresiasi orang yang rajin menuntut ilmu, terutama ilmu agama loh yaa.
Contoh sederhana, tanyakan pada dirimu.
Milih untuk nggak pacaran beneran tahu ilmunya, karena pacaran itu suatu aktivitas yang mendekati zina, atau lantaran lagi gak ada yang mau aja?
Ketika membahas sesuatu, juga demikian.
Gegara hal tersebut lagi jadi TRENDING TOPIC doang, apa emang ngerti betapa pentingnya membahas topik tersebut?
Memilih diam karena percaya kalimat ‘diam itu emas’, tapi gak mau nyari tahu, bahwa diam itu HANYA disetarakan dengan emas, bukan berlian. In Syaa Allah, tidak diamnya kita dalam menyampaikan kebenaran itu bisa diibaratkan dengan berlian , yang nilainya lebih berharga dari emas.
Nikah itu, karena ikut-ikutan pengen jadi manten doang di pelaminan, atawa emang udah paham ilmunya. Tidak hanya sekadar tahu nikah itu sunnah atau ibadah. Tapi nikah itu adalah tanggung jawab. Sebuah ‘Mitsaqon Ghalizan’, sumpah atau ikrar yang sangat berat yang disaksikan langsung oleh Allah Swt.
Membaca QS. Al-Kahfi saat malam dan atau hari Jum’at, beneran tahu dasar ilmunya apa nggak? Atau karena ikut-ikutan teman yang sering update DP tentang keistimewaan Al-Kahfi di BBM. Jadi modusnya rada belok dah tuh, dari ibadah jadinya biar kekinian semata, kaya’ ojek onlen. #Eeh
Ujug-ujug baca atau lihat DP dengan gambar Dr. Zakir Naik yang ngebahas Insya Allah, In Shaa Allah, atau In Syaa Allah aja, ribut banget! Alasannya, “Kan dr. Zakir Naik yang ngomong.” Eeehhh, nggak lama ada klarifikasi dari pihak dr. Zakir Naik, bahwa gambar yang tersebar di masyarakat itu adalah HOAX belaka! Eng ing eng …
Orang yang memiliki ilmu atau dasar dalam melakukan sesuatu, akan menjadi sosok yang berprinsip dan bijaksana. Kita semua pasti akan diuji dari apa-apa yang sedang kita usahakan. Baru pake jilbab misalnya, ehhh ternyata syarat diterima kerjanya, harus buka jilbab. Kalaulah bukan karena ilmu, pasti dengan mudah jilbab itu dilepas.
Tapi kalo udah tahu dan paham ilmunya bahwa berhijab itu wajib, kita gak akan ragu untuk mempertahankan hijab tersebut. Memilih mundur dari perusahaan tersebut, dan segera move on buat cari kerjaan baru yang pastinya lebih berkah!
Orang yang latah itu biasanya malas berpikir. Hobinya terima beres. Dia nggak mau tahu, nggak mau dengar, nggak mau baca, kenapa mesti sholat lima waktu, mesti puasa Ramadhan? Kenapa kalo bisa sholat tajahud itu adalah suatu keutamaan? Kenapa diupayakan kita berpuasa Senin-Kamis?
Repotnya kalo orang model gini, udah kadung fanatik sama sesuatu. Nggak mau observasi. Pokoknya cara, isme, pandangan atau paham yang ditekuninya bertahun-tahun lah yang paling benar. Yang gak sepaham sama dia, pasti salah. Wahhh bukannya sukses dakwah malah jadi sering mancing masalah.
Maka duhai diri yang shalih-shalihah.
Biasakanlah tidak latah.
Terlebih dalam urusan ibadah.
Agar benar semuanya dilakukan Lillah.
Ketika diuji, iman tak mudah goyah.
Sebagai syarat penting menuju istiqomah.
Jangan pernah letih belajar, meskipun itu nampak sepele. Mengucapkan salam ketika mau masuk ke dalam rumah. Baca do’a ketika masuk kamar mandi. Baca do’a sebelum tidur. Dan masih banyak lagi lainnya. []
BksTmr 0110-2015
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word