ANKARA–Pengiriman bantuan kemanusiaan pertama dari Turki tiba pada Rabu di negara bagian Rakhine di Myanmar, lapor organisasi Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA).
Bantuan sebanyak 1.000 ton itu, termasuk makanan dan pakaian, diberikan kepada Kementerian Sosial di Rakhine dalam upacara serah terima. Bantuan akan dibagikan di area konflik melalui helikopter militer dengan bantuan pemerintahan Rakhine. Wilayah itu hingga kini masih dirundung konflik dan ketidakpastian.
Pada Selasa, Myanmar membolehkan TIKA membagikan bantuan ke penduduk Muslim Rohingya setempat, menurut juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin.
Kalin dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan izin dari Myanmar itu datang beberapa jam setelah perbincangan telepon antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan State Counsellor Myanmar Aung San Suu Kyi mengenai pelangg[]aran HAM di Rakhine.
Langkah itu menjadikan TIKA lembaga bantuan asing pertama yang memperoleh izin dari pemerintah untuk memasuki wilayah itu sejak konflik terbaru merebak pada 25 Agustus.
Menurut PBB, 123.600 warga etnis Rohingya menyeberang ke Bangladesh dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi dari kekerasan di area rumah mereka.
Ketegangan memuncak di Rakhine antara populasi Buddha dan Muslim sejak kekerasan komunal muncul pada 2012.
Laporan itu menemukan bukti yang mengacu pada pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan yang menunjuk pada kekerasan terhadap kemanusiaan.
Perwakilan komunitas Rohingya mengatakan sekitar 400 warga tewas dalam tindakan itu.
Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintahan Myanmar meningkatkan jumlah militer di Maungdaw, dan Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) mengatakan mereka bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang kata pemerintah membunuh lusinan prajurit mereka.[]