Oleh: M. Lili Nur Aulia
KEINGINAN dan harapan, bukan hanya milik orang-orang yang masih hidup. Keinginan dan harapan juga milik mereka yang telah mati. Jika Rasulullah saw menjelaskan, keinginan orang-orang shalih di alam kubur, adalah kembali ke keluarga untuk menyampaikan berita gembira, maka keinginan orang-orang durhaka juga ingin dikembalikan hidup di dunia. Namun misi yang mereka inginkan di dunia tidak sama. Meski kedua-duanya juga tak bisa memenuhi keinginan dan harapan mereka.
Perbedaannya jelas. Orang-orang shalih, sangat gembira dan ingin menyampaikan kegembiraannya kepada keluarganya di dunia. Tapi orang-orang durhaka, justru merasakan tak terperi kedukaannya hingga ia ingin kembali hidup untuk melakukan amal-amal yang bisa memberinya sejumput pahala dari Allah swt. Mereka banyak menyepelekan hak-hak Allah, melewati hidup dalam kesia-siaan dan kelalaian, menunda-nunda taubat sambil berharap agar usianya terus memanjang. Di dalam kubur mereka meratapi amalnya, menangisi apa yang telah lalu, dan ia juga memendam harapan dan keinginan kepada Allah.
Saudaraku yang tak pernah luput dari kasih sayang Allah,
Ayat-ayat Al Quran dan hadits Rasulullah saw menuturkan kepada kita bagaimana keinginan mereka saat ada di alam akhirat. Salah satu keinginan mereka adalah, keinginan mendirikan shalat, meski hanya dua rakaat. Ini dijelaskan oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu yang meriwayatkan hadits Rasulullah saw saat melewati sebuah makam. “Siapakah yang dikubur di sini?” tanya Rasul saw. Para sahabat menjawab, “Ini kuburan fulan.” Rasul saw mengatakan, “Shalat dua rakaat lebih diinginkan oleh penghuni kubur ini ketimbang apa yang tersisa dari dunia kalian.”
Itulah salah satu puncak keinginan orang yang telah meninggal namun banyak melalaikan Allah. Ia sangat ingin ruku dalam dua rakaat shalat. Ia begitu berharap bisa menambah timbangan kebaikannya. Ia menentukan keinginannya secara spesifik untuk memperoleh pahala shalat. Ia telah melihat langsung apa manfaat shalat. Ia sangat berduka melewati hari-hari tanpa shalat. Ia ingin kembali ke dunia, hanya beberapa detik untuk bisa ruku. Tidak ada keinginan dunia apapun, tapi hanya ingin dua rakaat.
Saudaraku,
Harapan dan keinginan lain dari orang-orang yang telah wafat dalam kelalaian adalah, shadaqah. Ya, mereka ingin kembali ke dunia beberapa saat saja untuk bisa bershadaqah. Harapan mereka tercantum dalam firman Allah swt dalam surat Al Munafiqun ayat 10-11: “Berinfaqlah kalian dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian, sebelum datang pada salah seorang kalian dan ia mengatakan: “Ya Tuhan ku seandainya Engkau tunda kematianku sebentar saja, agar aku bisa bersedekah dan menjadi orang shalih….”
Mereka sadar, shadaqah adalah amal yang paling dicintai Allah swt. Shadaqah jugalah yang mampu mematikan kemarahan Allah swt. Mereka ingin kembali hidup, karena mereka tahu nilai shadaqah yang bisa dibanggakan dari amal-amal lainnya. Mereka sudah tahu betapa besar nilai dan pahala shadaqah, dan betapa besar kerugian orang yang melalaikannya. Tapi, lagi-lagi harapan itu tak mungkin membuka kesempatan. Semua telah lewat. Karena itulah mereka memendam keinginan untuk kembali ke dunia dan bersadaqah, lantaran sebelumnya mereka lebih banyak membelanjakan harta untuk kepuasan nafsu.
Saudaraku,
Keinginan ketiga yang diucapkan oleh orang-orang lalai dan telah wafat adalah, kembali ke dunia untuk menjadi orang-orang shalih. Mereka ingin melakukan amal shalih, taat kepada Allah, berdzikir kepada Allah meskipun satu kalimat. Mereka sangat ingin mengucapkan tasbih meski satu kali, mengeluarkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah meski satu kali. Simaklah bagaimana firman Allah swt tentang harapan mereka, “Sampai ketika salah seorang mereka didatangkan kematian, ia berkata, “Ya Tuhanku kembalikanlah aku untuk bisa beramal shalih terhadap apa yang aku tinggalkan… “ (QS. Al Muminun : 99 – 100).
BACA JUGA: Rahasia-rahasia di Balik Taubat
Orang-orang yang telah mati, kesempatan mereka telah habis. Mereka berada di alam yang lain, alam akhirat. Di sanalah mereka mengetahui apa yang mereka terima dari amal-amal mereka di dunia. Di sanalah mereka mengetahui penyesalan tak terkatakan dari menyia nyiakan waktu. Mereka menyadari bahwa waktu tak mungkin dibeli dengan seluruh harta dunia apapun. Karena itulah mereka sangat mengangankan satu amal shalih sedikit saja untuk bisa mengambil pahala dari amal itu.
Saudaraku,
Berpikirlah dan merenunglah tentang perjalanan ini. Sebagaimana inti wasiat Rasulullah tentang hidup dan mati yang terdapat dalam do’a yang diucapkan setelah kita tidur. Kata Rasulullah saw, “Jika salah seorang kalian bangun dari tidur, katakanlah: “ Alhamdulillah yang telah mengembalikan ruhku kepadaku, menyehatkan tubuhku dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya.” (HR. Turmudzi)
Saudaraku,
Suatu saat, bila kita mengiringi janazah atau melakukan ziarah kubur. Diam dan jangan banyak bicara. Berhentilah di hadapan sebuah kuburan. Resapilah bagaimana kesempitan liang lahat. Bayangkanlah bila kita berada di dalamnya. Semua pintu yang tertutup, lalu gundukan tanah yang menimbun di atasnya. Tak ada keluarga, tak ada sahabat. Gelap, sunyi senyap dan mengerikan. Tak ada yang bisa kita dapatkan di sana, kecuali amal yang telah kita lakukan. Renungkanlah, harapan dan keinginan orang-orang ada di dalamnya.
Ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah ada di dalamnya. Lalu, tanamkan tekad untuk memanfaatkan kesempatan hidup untuk lebih banyak berdzikir pada Allah. Bila tercetus dalam benak dan hati untuk melanggar perintah Allah, ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan ini. Saat kita dibelenggu rasa malas melakukan amal shalih, ingatlah, apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah mati. Mereka sangat ingin kembali dan melewati hidup sejenak dalam taat kepada Allah.
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah swt, karena kita saat ini masih merasakan nikmat hidup. Kita ingin jenak kehidupan ini menjadi penuh nilai dengan memperbanyak ketaatan. Kita pasti berharap agar rentang perjalanan hidup di dunia ini, jamnya, menitnya, detiknya, adalah ketaatan kepada Allah swt. Sehingga kita bisa berharap kebahagiaan di awal memasuki kesendirian di liang kubur…. []