MENIKAH bukan urusan keinginan semata, bukan juga soal usia yang sudah menua atau untuk menjawab pertanyaan mereka tentang kapan.
Menikah, ia perlu dipikirkan matang-matang karena ia bukan hanya pelepas dahaga kesendirian saja. Ia ikatan suci, sesuatu hal yang sakral dan suci.
Oleh karena itu, sebelum menikah ada baiknya kita berdialog dengan diri kita sendiri. Bertanya hal-hal berikut ini:
Pertama, Mengapa kita menikah?
Untuk apa kita menikah? Apa yang hendak dituju dengan menikah? Hal ini haruslah kita pertanyakan kepada diri kita sendiri, agar pernikahan bukan sekadar tradisi. Namun ia mempunyai tujuan dan arah yang jelas.
Kedua, Apa manfaat menikah?
Apa sih manfaat dari menikah? Ini perlu kita pahami. Agar nantinya kita mampu menikmati dan merasakan keindahan pernikahan tersebut. Selain itu kita lebih mampu menghargai dan menjaga pernikahan kita.
Ketiga, Sejauh mana persiapan kita?
Menikah bukanlah hal yang instan. Butuh persiapan baik secara agama, fisik, mental, materi dan lainnya.
Sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dari segala sisi. Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam mempersiapkan pernikahan, mulai dari mengikuti seminar pranikah, membaca buku, maupun menanyakan pengalaman orang tua.
Keempat, Apakah proses yang kita tempuh sudah sesuai dengan tuntunan islam?
Jodoh merupakan misteri. Kita tidak tahu pasti siapa jodoh kita. Akan tetapi jalan apa yang akan kita tempuh? Bagaimana cara kita menjemputnya, apakah dengan cara yang diridhaiNya atau jalan yang dimurkai-Nya?
Kelima, Bagaimana dengan restu orang tua kita?
Pernikahan bukan menyatukan dua orang saja, akan tetapi dua keluarga. Sangat besar peranan dari restu orang tua untuk menggapai rumah tangga yang bahagia. []
Sumber: Cukilan Buku Aku, Kau, dan Kua oleh @tweetnikah, Ummi Online.