DI antara keistimewaan ajaran Islam lainnya, ajarannya tidak perlu ditambah atau pun dikurangi. Artinya Islam tidak mengizinkan adanya ibadah baru dalam agama. Ajaran Islam itu telah sempurna, tidak perlu ditambah atau pun dikurangi.
Suatu ajaran jika sudah dikatakan telah sempurna, maka tidak butuh adanya tambahan. Kalau ditambah, itu sama saja menyatakan bahwa ajaran tersebut tidaklah sempurna.
Sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus membawa ajaran agama Islam yang sempurna, manusia hidup dalam kondisi jahiliyah dan sesat. Mereka menyembah dan berdoa selain dari pada Allah Azza Wajalla.
BACA JUGA: Apakah Dajjal Keturunan Nabi Adam?
Padahal, sesembahan mereka tidak mampu mendatangkan manfaat dan memberikan bahaya keapda mereka. Bahkan yang lebih parah, mereka menjadikan setan sebagai penolong selain Allah.
Sampai akhirnya, diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghapus tradisi buruk ini dengan ajaran agama Islam yang sempurna. Maka kembalilah mereka kepada fitrahnya.
Abu Raja al-Utharidi rahimahullah mengatakan, “Dulu kami beribadah kepada batu. Apabila kami menjumpai batu. Jika kami temui sebuah batu yang lebih baik dari yang telah kami miliki, kami buang yang lama dan kami ambil yang baru. Jika kami tak mendapati batu, kami rekatkan tanah. Kemudian kami menuju seekor kambing, kami perah susunya ditumpahkan di atas tanah tadi. Kemudian kami thawaf mengelilinginya.” (Riwayat al-Bukhari).
Masyarakat sebelum diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan masyarakat yang berada dalam kebingungan. Mereka percaya pada keberuntungan (hoki) dalam menghadapi hidup. Selain itu, yang paling parah, mereka tak memiliki tujuan hidup yang sebenarnya.
BACA JUGA: Begini Arti Nama-nama Beberapa Nabi dan Rasul
Disebutkan bahwa ketika kitu, manusia saling berperang karena permasalahan kuda dan onta. Mereka tidak mempunyai syariat yang bisa mengatur.
Mereka memakan hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah atau bangkai. Mereka melakukan perbuatan keji. Meminum khamr. Thawaf di Ka’bah dalam keadaan telanjang. Mereka bunuh anak mereka karena takut kemiskinan. Mereka kubur anak perempuan mereka karena takut dipermalukan.
Itulah yang terjadi ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam belum diutus untuk menyempurnakan akhlak. Maka, kita selaku umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib bersyukur atas diutusnya manusia paling sempurna tersebut. []
SUMBER: KHOTBAHJUMAT