AACHEN — Alun-alun di distrik Eilendorf, kota Aachen, Jerman Barat, resmi berubah nama menjadi Moscheeplatz atau alun-alun masjid. Perubahan nama tersebut dilakukan untuk menyoroti pentingnya toleransi dan persatuan di wilayah setepat.
“Saya sangat bahagia sebagai walikota karena ada Lapangan Masjid di kota kami,” kata Walikota Aachen Marcel Philipp dari Partai Christian Democratic Union (CDU), saat peresmian Alun-alun tersebut.
BACA JUGA: Dalam 1 Hari, 3 Masjid Jerman jadi Target Perusakan
Moscheeplatz adalah alun-alun kota dimana Masjid Aachen Yunus Emre berdiri. Masjid ini beroperasi di bawah Persatuan Islam-Turki untuk Urusan Agama (DITIB).
Peresmian nama baru Alun-alun seluas 2100 meter persegi ini dihadiri oleh Konsul Jenderal Turki di Cologne Ceyhun Erciyes. Dia mengatakan bahwa dengan mengambil keputusan ini, pemerintah setempat menunjukkan bahwa masjid adalah refleksi indah dari harmoni, integrasi, toleransi, persatuan dan solidaritas.
“Kita harus mengangkat suara kita bersama melawan mereka yang diberi makan oleh ketakutan dan kebencian, dan kita harus menunjukkan persahabatan dan solidaritas kita seperti yang ada di sini hari ini,” kata Erciyes.
Isalam telah menjadi agama yang berkembang cukup pesat di Jerman setelah migrasi tenaga kerja pada 1960-an dan beberapa gelombang pengungsi politik sejak 1970-an.
BACA JUGA: Jerman Berencana Terapkan Pajak bagi Masjid
Menurut sensus nasional yang dilakukan pada 2011, 1,9% dari populasi Jerman, sekitar 1,5 juta orang, menyatakan diri sebagai Muslim.
Perkiraan yang dibuat pada 2015 menghitung bahwa ada 4,4 hingga 4,7 juta Muslim di Jerman; 5,4-5,7% dari populasi. Dari jumlah tersebut, 1,9 juta adalah warga negara Jerman (2,4%). Menurut kantor statistik Jerman, 9,1% dari semua bayi baru lahir di Jerman memiliki orang tua Muslim pada tahun 2005. []
SUMBER: DAILY SABAH