BENGKAKNYA kaki Rasulullah SAW karena seringnya menjalankan shalat, dapat kita tafsirkan dengan beberapa pendekatan. Salah satunya adalah bahwa beliau pun manusia biasa. Kondisi “biasa” ini menjadikan beliau sebagai contoh ideal yang keteladanannya sulit kita pungkiri. Akan sangat berbeda jika beliau seperkasa Nabi Musa as.
Barangkali setiap keteladanan yang dicontohkan kepada kita senantiasa akan kita abaikan. Dengan mudahnya kita akan dapat berdalih bahwa kita tidaklah sekuat dan seperkasa Nabi Musa as.
Kriteria “biasa-biasa saja” yang melekat pada diri Rasulullah SAW tercermin pula dari kebersahajaan dan “gurat nasib” yang beliau miliki. Ketika terjadi perang Uhud, misalnya, beliau terluka dan beberapa giginya tanggal. Menjelang perang Khandaq, pendapat beliau tidak diperaktikkan. Yang diperaktikan justru pendapat Salman Al-Farisi.
BACA JUGA: Bengkaknya Kaki Nabi adalah Lambang Cinta Sejati kepada Tuhannya
Rasulullah SAW. pun tidak luput dari muslihat orang-orang yang memusuhinya. Dalam pengepungan benteng Khaibar, Beliau SAW diberi air minum beracun yang dipersembahkan dua wanita Yahudi. Hukuman apa yang beliau berikan kepada wanita Yahudi tersebut? Mereka dimaafkan! Kesabaran dan kebesaran hati Beliaulah mukjizat sesungguhnya.
Dalam kisah lain yang tak kalah menyentuh, Rasulullah SAW sempat dihina, dicerca, dan disakiti dengan cara dilempari batu dan tanaman berduri ketika berkunjung ke Thaif. Apa yang dilakukannya?
Dengan lapang dada dan berbesar hati, Beliau memaafkan orang-orang yang telah menyakitinya. Ketika Aisyah cemburu kepada Mariah Al-Qibtiyah, istri Rasulullah SAW yang berasal dari Mesir, beliau dengan sabar mendengarkan keluhan dan aspirasi istri tercintanya tersebut. Bahkan, untuk menjaga perasaan Aisyah, Mariah ditempatkan dipinggiran kota Madinah.
BACA JUGA: Sambut Ramadhan, Ingat Pesan Rasulullah SAW
Apa hikmahnya bagi kita? Ketika Rasulullah SAW mampu istiqamah melakukan shalat malam, bahkan ketika telah uzur, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk meninggalkannya. Jika beliau mampu shalat lima waktu dengan disiplin, tepat waktu dan tertib sulit bagi kita untuk menghindari kewajiban tersebut dengan alasan bahwa kita sibuk. Aktivitas dan kesibukan Rasulullah SAW jauh lebih banyak dari kita.
Jika kaki Rasulullah SAW bengkak-bengkak karena terlalu lama shalat, itulah mukjizat Beliau. Beliau adalah “orang biasa” yang sama dengan kita. Ketika terlalu lama berdiri shalat, kakinya juga bengkak. Kalau Rasul saja yang merupakan kekasih Allah shalat sampai kakinya bengkak-bengkak, bagaimana dengan kita? Sudah sewajarnya kita lebih “babak belur” dalam berbuat taat kepada-Nya. []
THE SECRET of MOTHER
ORGANELA CINTA
Rahasia Cinta Seorang Ibu
By: Tauhid Nur Azhar
Eman Sulaiman