TEL AVIV–Seorang pejabat kesehatan Israel dilaporkan telah mengundurkan diri dari jabatannya. Ia memilih mundur sebagai bentuk protes penanganan rezim Israel terhadap pandemi virus corona. Ia juga beranggapan bahwa Israel kini tengah “berada di situasi yang berbahaya.”
Profesor Siegal Sadetzki menuduh kepala Departemen Kesehatan Israel saat ini telah kehilangan arah dan mengabaikan nasihat profesional, dalam posting Facebook yang menjelaskan alasan pengunduran dirinya.
BACA JUGA: Israel Putus Aliran Listrik ke 19 Desa di Jenin
“Meskipun ada peringatan secara reguler di berbagai tempat dan forum, namun kami merasa frustrasi bahwa waktu hampir habis,” tulis Sadetzsky, Jewish Chronicle melaporkan, Rabu (8/7/2020).
Sadetzky mengeluh bahwa “kemampuan profesionalnya tidak diterima” oleh pemerintah Israel. Ia juga mengaku sudah “tidak lagi bisa bekerja untuk membantu menghentikan penyebaran virus.”
“Gelombang pertama ditangani oleh kepemimpinan yang profesional dan teliti. Sayangnya, selama beberapa minggu pengobatan pandemi telah kehilangan arah,” kata Sadetzky.
“Prestasi dalam menangani gelombang pertama dibatalkan oleh pembukaan ekonomi yang luas dan cepat,” tulis ahli epidemiologi terkemuka tersebut.
“Seiring waktu, kami telah berubah dari seorang profesional menjadi penonton atas apa yang dilakukan pemerintah terhadap pandemi. Kini kami tidak memiliki wewenang dan tanggungjawan untuk merespons setiap kasus pandemi,” tambahnya.
Sadetzky menyoroti sejumlah kesalahan pemerintah Israel termasuk pembukaan awal sekolah, restoran, dan pantai.
BACA JUGA: John Bolton: Masa Jabatan Kedua Trump Berbahaya bagi Israel
Pada Senin (6/7/2020) Israel telah memberlakukan kembali serangkaian pembatasan untuk memerangi lonjakan infeksi virus corona, termasuk penutupan bar, ruang olahraga dan ruang acara.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terpaksa melakukan putar balik yang memalukan dengan mengatakan bahwa ia harus berbalik arah untuk menghindari penguncian yang lebih luas yang dapat melumpuhkan ekonomi Israel, di mana pengangguran hanya di atas 20 persen.
“Pandemi menyebar. Itu yang jelas terjadi hari ini. Kasus meningkat tajam setiap hari,” kata Netanyahu.
Para pejabat Palestina di Tepi Barat yang diduduki memberlakukan penutupan penuh pada Jumat (3/7/2020) ketika kasus Corona di sana melonjak. Secara keseluruhan, hampir 4.300 kasus dan 16 kematian telah dilaporkan di Tepi Barat, dan 72 kasus dengan satu kematian di Gaza. []
SUMBER: MEMO