Alkisah, ada seorang kaya raya mengetahui tetangganya sedang kesusahan. Tetangganya itu kebetulan memiliki pekerjaan menjual tangga bambu yang dijualnya seharga 100 ribu rupiah. Akhirnya, orang kaya tersebut datang membawa banyak bahan makanan dan memberikan sejumlah uang.
Tentu saja, tetangganya yang kesusahan itu menerima pemberian tetangganya yang kaya itu. Tapi, muncul rasa malu dan rendah diri dari hatinya. Membuatnya merutuki diri sendiri, pun bersedih manakala melihat tangga-tangganya masih belum laku.
Namun, suatu ketika, ada tetangganya yang lain yang tak terlalu kaya, hanya sedang memiliki uang. Dia datang dan membeli satu tangga, padahal tidak benar-benar membutuhkan peralatan tersebut. Kendati begitu, dia memuji karya tetangganya itu.
BACA JUGA:Â 5 Keutamaan Sedekah yang Menakjubkan
Sungguh, hal itu membesarkan hati tetangganya dan menimbulkan kepercayaan diri. Membuat pengrajin tangga itu bersyukur dan semangat bekerja. Akhirnya, banyak yang membeli tangganya.
Lihatlah, keduanya sama-sama bersedekah, tapi berbeda cara. Dari sana, tentu dapat ditemukan pelajaran berharga. Jika ingin bersedekah, pastikan sedekah itu tak menyakiti saudaramu. Apalagi zaman seperti sekarang ini, sedekah malah  didokumentasikan dan disebar ke media sosial hanya sekadar untuk pencitraan. Bahkan, ada pula yang dilakukan demi menghasilkan cuan yang lebih besar.  []
Oleh: Rosyidah Kholil
(Novelis)