TANYA: Apakah dibolehkan berniat lebih dari satu dengan sekali sedekah? Misalnya, bersedekah dengan niat dimudahkan menikah dan sembuh (dari penyakit) sekaligus?
JAWAB: Dikutip dari Islamqa dijelaskan bahwa tidak mengapa menggabungkan banyak niat saat bersedekah. Keutamaan Allah itu luas. Allah menganjurkan kepada hambaNya untuk mendapatkan keutamann-Nya dan bersegera menggapai karomah-Nya. Allah Azza wa Jallah berfirman terkait dengan Nabi Nuh as:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (سورة نوح: 10-12)
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirim hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
BACA JUGA: 5 Keutamaan Sedekah
Syekh Ibnu Utsaimin ra berkata: “Jika seseorang beramal untuk mendapatkan dua kebaikan; kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Maka hal itu tidak mengapa, karena Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً (سورة الطلاق: 2 -3)
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq: 2-3)
“Ini adalah anjuran bertakwa untuk urusan dunia.” (Majmu Fatawa Wa Rasail Ibnu Utsaimin, 2/209)
Keinginan seorang hamba dengan amalannnya untuk mendapatkan keluasan rahmat Tuhannya di dunia dan akhirat, termasuk berbaik sangka kepada Allah.
Akan tetapi, jangan sampai maksud anda hanya dunia dan mendapatkan manfaatnya saja, sementara anda berpaling dari akhirat dan tidak suka dengannya. Allah Azza Wajalla berfirman:
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ * وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ * أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (سورة البقرة: 200 – 202)
” Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 200-202)
BACA JUGA: Sedekah 2,5% Itu Cukup Kok ‘Kalau’…
Syekh As-Sa’di ra berkata: “Kebaikan yang diharapkan di dunia adalah termasuk semua kebaikan yang ada pada seorang hamba, baik dari rizki enak luas dan halal, istri solehah, anak penyejuk mata, kenyamanan, ilmu bermanfaat, amalan sholeh dan selian itu yang diinginkan dan disenangi serta yang mubah. Sementara kebaikan akhirat adalah selamat dari (siksa) kubur, dipadang mahsyar, api neraka, mendapatkan keredoan Allah, mendapatkan kemenangan dengan kenikmatan nan tetap, dekat dengan Tuhan yang Maha kasih. Sehingga doa ini termasuk paling lengkap dan paling sempurna dan mengedepan mendahulukan kepentingan orang lain.” (Tafsir As-Sa’dy, hal. 92). []
SUMBER: ISLAMQA