Oleh: Tugiarti
Anggota Kelas Menulis Islampos
SEBAIK-baiknya sedekah adalah dengan cara sembunyi -tidak diketahui- oleh orang lain. Hingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanan. Hal ini dilakukan untuk menghindari diri dari sifat ujub -riya’-. Hanya berharap ganjaran dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ujub -riya’- dapat menghancurkan amalan. Bahkan Allah mencampakkan seseorang ke neraka yang selama hidupnya banyak bersedekah. Karena dia beramal ingin dilihat orang dan disebut sebagai dermawan.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, diceritakan bahwa dahulu ada seseorang yang berniat akan sedekah. Tanpa diketahui oleh seorangpun.
Saat malam hari, dia meletakkan sedekahnya. Ternyata si penerima adalah pencuri. Ketika datang waktu pagi, orang-orang pun mencibir. ” Siapakah kiranya yang bersedekah kepada seorang pencuri “.
Mendengar hal tersebut, ia pun berniat untuk bersedekah lagi. Malam tiba, ia meletakkan sedekahnya. Kali kedua, si penerima adalah wanita pezina. Pagi harinya, kembali orang-orang mencibir. “Bagaimanakah orang bersedekah namun kepada pezina”.
Mengetahui hal itu, ia berniat akan sedekah lagi. Ketika waktu malam datang, ia meletakkan sedekahnya. Pun kali ini yang menerima adalah orang kaya. Esok harinya, orang-orang kembali mencibir. “Orang kaya diberi sedekah”.
Sungguh ia menjadi sedih karena merasa bersedekah terhadap orang yang kurang tepat. Dalam mimpi, ia didatangi oleh malaikat. Kemudian dikatakan kepadanya :
” Adapun sedekah yang engkau berikan kepada pencuri, barangkali dengan sedekah itu ia menjaga diri dari mencuri”.
“Adapun sedekah yang engkau berikan kepada wanita pezina, barangkali dengan sedekah itu dia menjaga diri untuk berzina”.
“Adapun sedekah yang engkau berikan kepada orang kaya, barangkali dia mengambil pelajaran. Kemudia dia berinfaq dari apa-apa yang Allah berikan kepadanya”.
Bersedekah kepada siapa saja diperbolehkan. Bisa jadi dengan sedekah yang diberikan sebagai jalan kebaikan untuk si penerima. Namun, lebih diutamakan memberi sedekah kepada sesama muslim. Terlebih lagi yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Maka baginya dua pahala. Yaitu, pahala menyambung karib kerabat dan pahala karena sedekah. Waallahu a’lam. []
tugiarti@kelasmenulis_02012018.