NELSON Mandela adalah salah satu pemimpin dunia yang melegenda. Dia pernah dipenjara bertahun-tahun lamanya karena menentang Apatheid di Afrika Selatan.
Menurut Wikipedia, Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan sejak awal abad ke-20 hingga tahun 1990.
Nelson Mandela yang memperjuangkan penduduk kulit hitam Afrika Selatan guna memperoleh kebebasan dan persamaan haknya, justru dijebloskan ke dalam penjara oleh pemimpin negara itu. Namun, apa yang dilakukan Nelson Mandela ketika akhirnya dia terpilih sebagai presiden Afrika Selatan?
Nelson berkata kepada Frederik Willem De Klerk, mantan presiden yang dulu pernah memenjarakannya, “Saya bangga memegang tangan anda untuk melangkah maju bersama. Mari kita lupakan masa lalu dan membangun Afrika Selatan tanpa memandang perbedaan ras.”
Saat itu, De Klark menjabat deputi presiden, mendampingi Nelson Mandela. Sebagai pemimpin negara, saat itu Nelson bisa saja membalas atau mempermalukan De Klerk di muka umum. Namun, Nelson tak melakukan perbuatan tercela semacam itu.
Tahukah, ada satu kejadian sederhana di masa kecil pemimpin besar itu yang membuatnya belajar untuk tak mempermalukan siapapun.
Nelson kecil biasa menghabiskan waktu bermain bersama teman-temannya di desa Qunu yang terletak di lembah sempit berumput hijau. Suatu hari Nelson dan teman-temannya meilhat seekor keledai.
Teman-temannya kemudian berseru, “Siapa yang berani menunggang keledai ini?”
Mereka juga mengatakan, “Yang berani menunggang keledai ini berarti dialah yang paling jago.”
Setelah tak satupun yang maju, Nelson lah yang kemudian berkata dengan lantang.
“Biar aku yang melakukannya. Anak laki-laki harus jadi pemberani.”
Sayangnya, keledai yang hendak ditunggangi Nelson ternyata belum jinak. Nelson pun berusaha bertahan dari amukan sang keledai. Teman-temannya pun menyoraki Nelson.
“Ayo Nelson…ayo, Nelson!”
Nelson berusaha sekuat tenaga untuk menunggangi kedelai itu, namun tenaganya tak sebanding. Nelson akhirnya terjatuh. Ke semak belukar. Tubuhnya babak belur. Dia keluar dari semak dengan luka memar dan wajah tergores.
Bukannya menolong, temannya malah menertawakan dirinya. Selain sakit, Nelson juga merasa malu tak terkira. Saat itulah dia belajar satu hal bahwa mempermalukan orang lain berarti membuatnya menderita. Dan, Nelson tak pernah melupakan pelajaran ini hingga dia dewasa. Bahkan, setelah dia menjadi orang nomor satu di negaranya. []
Sumber: Kisah Masa Kecil Pemimpin Dunia/Karya: Beby Haryanti Dewi/Penerbit: DAR Mizan/Tahun: 2011