TAK pernah dalam hidup Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sedih bercampur marah seperti kesedihan dan kemarahan beliau kepada orang yang telah membunuh pamannya yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib, dalam perang Uhud.
Tubuh pamannya tersebut dalam keadaan tidak utuh lagi, perutnya robek, jantungnya keluar, kedua telinga dan hidungnya terkupas. Sebuah pemandangan yang memilukan dan menyakitkan.
BACA JUGA: Inilah Wanita Pertama yang Syahid di Jalan Allah
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah sahabat sekaligus paman dan saudara sepersusuan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Ia memiliki julukan ‘Singa Allah’ karena kepahlawanannya saat membela Islam.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat dekat dengan pamannya itu, beliau sangat menyayangi Hamzah sehingga ketika beliau melihat kondisi Hamzah yang begitu mengenaskan. Rasulullah begitu sedih melihat kondisi pamannya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Rasulullah berkata, “Tak pernah aku menderita musibah seperti yang ku derita dengan melihat keadaanmu sekarang ini. Tidak ada satu suasana pun yang lebih menyakitkan hatiku seperti suasana saat ini.”
Para sahabat pun berseru murka, “Demi Allah, sekiranya pada suatu waktu nanti kita diberi kemenangan oleh Allah terhadap mereka, maka akan kita cincang mayat-mayat mereka seperti yang belum pernah dilakukan oleh seorang Arab pun.”
Tetapi sebelum beranjak dari tempat, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu yaitu Surah An-Nahl ayat 125 – 128. Allah berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”
BACA JUGA: Syahid, Hidup yang Mati di Tangan Muslim
Rasulullah merasa lebih tenang dan lega. Lalu didoakannya Hamzah dengan sabar.
Jenazah Hamzah dishalatkan, lalu setelah itu diletakkan di sampingnya seorang syuhada. Shalat pun dilakukan lagi. Setelah itu diletakkan lagi di samping Hamzah seorang syuhada untuk kembali dishalatkan bersama-sama. Demikianlah seterusnya hingga 70 kali. Sehingga Hamzah merupakan sahabat yang dishalatkan hingga 70 kali. []
Sumber: Bilik-Bilik Cinta Muhammad/ Penulis: Nizar Abazhah/ Penerbit: Zaman/ 2011