Oleh: Bagas Triyatmojo
MASA depan itu enggak pasti. Sama seperti saya yang enggak pasti menanti supermoon beberapa malam lalu, apa yang terjadi saat itu? ternyata segerumulan awan mendung datang menghadang.
Namun di balik ketidakpastian itu, kita selalu menghadirkan harap, harapan bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita semua.
Sebaik kehadiran awan malam lalu, kita berharap itu tanda datangnya hujan, setelah sekian harinya kekeringan.
Di balik segala ketidakpastian masa depan, Allah sudah memberikan suatu kepastian, bahwa…
“tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh), sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.
Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong, lagi membanggakan diri.”
Dan ketika kita telah dengan rendah hati meminta. Siapkan ruang syukur apabila kita mendapatkan. Siapkan ruang kesabaran apabila belum mendapatkan, dan di antara ruang pengharapan, berikan sebaik-baik prasangka.
Tapi saya masih berharap awannya geser, dengan hujan.Dan ternyata, yap bergeser, bulannya berkilau, the best. Itulah takdir Allah yang selalu baik untuk setiap hambanya. []