GOLD COAST–Masjid Gold Coast, Queensland, Australia, yang berdiri di 144 Allied Drive, Arundel, mempercayai seruan pemanggil jamaah untuk shalat lima waktu pada muadzin yang berasal dari Indonesia.
“Kami mempercayakan seruan mulia untuk shalat lima waktu pada orang-orang Indonesia, karena mereka memiliki suara yang indah,” kata Sekretaris Komite Masjid Gold Coast, Hussain Baba, Senin (29/5/2017).
Disebutkan Hussain, sejak masjid berdiri pada tahun 1996, hampir selalu orang-orang dari Indonesia yang menjadi muadzin.
Tercatat dari lima orang muadzin, Muhammad Hasan, Hamdi Bakar, Amin, Samsul Hadi dan Ismail Abdul Kadir, hanya nama terakhir yang bukan berasal dari Indonesia, namun dari negara tetangga, Malaysia.
Salah satu muadzin asal Sumatera Barat, Hamdi Bakar, yang ditemui selepas beribadah salat Maghrib mengatakan hal itu memang merupakan kebanggaan tersendiri sebagai orang Indonesia di Gold Coast.
“Dengan kepercayaan itu, kami memiliki perasaan bangga tersendiri sebagai orang Indonesia telah dipercaya menjadi muadzin di sini,” kata Hamdi yang telah 10 tahun tinggal di Gold Coast.
Akan tetapi, kepercayaan itu juga bukan tanpa konsekuensi potensi kecemburuan dari komunitas muslim lainnya seperti insiden perebutan mikrofon dari Samsul Hadi (muadzin saat ini) oleh salah satu jamaah. Hal itu, katanya, terjadi karena setiap orang ingin berlomba dalam beribadah.
“Kami mengerti itu hanya karena setiap orang mengejar pahala ibadah yang lebih tinggi, namun tidak pernah sampai menimbulkan kerenggangan antara sesama muslim,” kata Hamdi.
Diperkirakan saat ini jumlah muslim di Gold Coast mencapai 8.000 jiwa. Muslim di Gold Coast memusatkan kegiatan keagamaannya di Masjid Gold Coast yang terletak di jalanan Allied Drive, Arundel, yang rencananya akan dijadikan kawasan keagamaan berbagai keyakinan oleh pemerintah setempat. []
Sumber: Antara