PADA masa jahiliyah, khamar merupakan minuman yang lumrah diminum. Padalah khamar tidak memiliki manfaat. Yang ada khamar hanya akan merusak akal manusia dari berpikiran jernih.
Ketika masa jahiliyah setiap orang sulit untuk tidak meminum khamar, karena khamar dijual dimana-mana serta dibeberapa jamuan pun ada yang menyediakan khamar bagi tamunya.
BACA JUGA: Asma binti Abu Bakar Merasa Malu Diminta Naiki Unta Nabi
Salah satu sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus juga sebagai mertua Rasulullah yaitu Abu Bakar Al-Shiddiq adalah orang yang sangat pandai menjaga diri sejak masa jahiliyah. Dia mengharamkan khamar atas dirinya sendiri. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah r.a., “Abu Bakar telah mengharamkan khamar atas dirinya sendiri. Dia tidak meminumnya pada masa jahiliyah ataupun pada masa keislamannya. Sebab, pada masa jahiliyah, dia pernah melewati seorang laki-laki mabuk yang kemudian meletakkan tangannya di atas kotoran dan mendekatkan kotoran tersebut ke mulutnya. Ketika tercium bau busuk, dia menjauhkannya. Abu Bakar lantas berkata, ‘Orang ini tidak sadar atas apa yang dilakukannya. Setelah mencium bau busuk, barulah dia menjauhkannya.’ Seketika itulah Abu Bakar mengharamkan khamar atas dirinya.”
Suatu ketika, ada seseorang yang bertanya kepada Abu Bakar, “Apakah engkau pernah meminum khamar pada masa jahiliyah?”
Abu Bakar menjawab, “Aku berlindung kepada Allah.”
BACA JUGA: Ucapan Duka para Sahabat ketika Abu Bakar Wafat
Orang itu bertanya kembali, “Kenapa?”
“Aku menjaga kehormatan dan wibawaku karena sesungguhnya orang yang meminum khamar adalah orang yang membuang kehormatan dan wibawanya sendiri,” jawab Abu Bakar. []
Sumber: 150 Kisah Abu Bakar al-Shiddiq/ Penulis: Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi/ Penerbit: Mizan/ 2015