ISLAM kini merupakan salah satu agama terpenting di Rusia dengan jumlah penganut nomor dua terbesar setelah Kristen Ortodoks. Sejak awal kedatangannya, umat Islam di Rusia bukanlah pendatang yang tak disukai, yang datang untuk mengusir pribumi. Faktanya, secara kronologis, usia Islam di Rusia hampir sama tuanya dengan Kristen.
Kota Derbent di Dagestan (1.900 km di selatan Moskow) adalah kota Rusia paling selatan, salah satu yang paling kuno, didirikan pada abad ke-6 SM, dan sekaligus kota muslim pertama di wilayah Rusia modern.
BACA JUGA: Cerita Mikaila Patriz, Model yang Putuskan Jadi Mualaf Kala Berusia 12 Tahun
Orang-orang Arab merebut Derbent pada abad ke-8 dan menjadikannya pusat persebaran Islam di Kaukasus Utara. Itu terjadi jauh sebelum orang-orang Rusia, yang pada waktu itu tinggal jauh di utara, memeluk Kristen Ortodoks pada tahun 988.
Akhirnya, Rus (begitulah nama Rusia saat itu) harus hidup berdampingan dengan tetangga-tetangga muslimnya meski situasinya tak selalu menyenangkan. Gerombolan Emas, sebuah negara yang didirikan oleh keturunan Genghis Khan, yang memaksa Rusia membayar upeti dari tahun 1260-an hingga 1480-an, telah diislamkan pada abad ke-14. Kemudian, ketika tsar pertama menyatukan Rusia, mereka berperang melawan negara-negara Islam yang bermunculan setelah Gerombolan Emas bubar.
Saat itulah, Rusia mendapatkan populasi muslim pertamanya — pada 1552, Ivan IV (Ivan yang Mengerikan) merebut Kazan, ibu kota orang-orang Tatar, dan menyebabkan kota itu menjadi kota dengan penduduk muslim terpadat di Rusia.
Pada abad ke-16 hingga ke-18, Rusia terus menaklukkan wilayah yang didominasi muslim — di sekitar Sungai Volga, di Kaukasus, Krimea dan, kemudian, Asia Tengah. Pada masa itu, pemerintah kekaisaran sering kali bertindak kejam.
“Gubernur-gubernur Rusia, bersama hierarki Ortodoks, bertekad untuk memberantas Islam. Mereka menghancurkan banyak masjid dan membunuh banyak mullah,” tulis situs web Caucasian Knot. Saat itu, sikap setiap penguasa sama. Mereka berusaha memaksakan agama mereka di wilayah baru.
BACA JUGA: Forbes Nobatkan Khabib Nurmagomedov sebagai Orang Terkaya di Rusia di Bawah Usia 40 Tahun
Baru pada 1780-an, Ekaterina yang Agung membentuk sebuah badan resmi untuk memperlakukan kaum muslim di wilayah Kekaisaran Rusia secara adil dan membiarkan mereka menjadi bagian dari masyarakat.
Seperti umat non-Kristen Ortodoks lainnya di Rusia, komunitas muslim di negara ini juga menyaksikan tahapan yang sama: periode kebebasan beragama yang singkat setelah revolusi 1905, penindasan agama selama era Soviet pada 1924 – 1991, dan pendekatan yang cukup liberal dalam pembentukan Federasi Rusia yang baru. []
SUMBER: RBTH