Oleh: Lilik Yani
Penulis tinggal di Surabaya
MUHARRAM adalah bulan yang sangat berpengaruh pada sejarah kehidupan umat Islam. Suatu bulan yang menjadi pembuka tahun dalam kalender Islam, Hijriyah. Suatu bulan yang penuh barokah dan rahmah, karena banyak peristiwa penting yang Allah ijinkan terjadi pada bulan ini. Selain itu, bulan Muharran termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah dalam Al Qur’an.
Maka dari itu, bulan Muharram merupakan bulan yang menyimpan banyak sejarah kehidupan umat. Di mana pada bulan itu Allah swt banyak menurunkan peristiwa yang patut dikenang oleh umat Islam. Sebagai bentuk syukur atas kenikmatan yang diberikan Allah. Karena peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan tersebut dapat memberikan banyak inspirasi bagi keberlangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
Sejarah Penanggalan Hijriyah
Awal mula penanggalan Hijriyah dirintis pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab ra. Pada waktu itu muncul wacana diperlukannya penanggalan yang baku dan seragam untuk berbagai urusan kenegaraaan dan kemasyarakatan. Kemudian muncullah berbagai usulan dari para sahabat.
BACA JUGA:Â Mengenal Nama-nama Bulan di Kalender Hijriyah
Dalam sejarahnya, Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M) pernah menerima surat dari Gubernurnya di Bashra, Abu Musa Al Asy’ari yang menyebutkan pada awal suratnya berbunyi :
“….menjawab surat Tuan yang tidak tertanggal….”. Perkataan pendek yang tampaknya tidak begitu penting telah menarik perhatian Khalifah Umar, yaitu perlunya umat Islam mempunyai penanggalan yang pasti. Hingga akhirnya diadakan musyawarah khusus untuk menentukan kapan awal tahun baru Islam.
Musyawarah dihadiri oleh para tokoh terkemuka dari kalangan sahabat. Dalam musyawarah muncul beberapa usulan untuk menentukan kapan dimulainya tahun baru Islam. Di antara usulan tersebut terdapat pendapat yang mengatakan penanggalan Islam dihitung dari peristiwa penyerangan Abrahah terhadap Ka’bah yang dikenal dengan Amul Fiil (tahun gakah).
Ada yang menyarankan kalau penanggalan Islam dihitung dari turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah saw, dimana waktu itu beliau secara resmi dilantik oleh Allah swt sebagai Nabi dan Rasul untuk seluruh umat.
Ada pula yang mengusulkan penanggalan Islam dihitung dari wafatnya Rasulullah saw. Alasannya karena waktu itu diturunkan wahyu terakhir yang menegaskan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna.
Selain itu ada yang berpendapat bahwa penanggalan Islam dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw dari Mekkah le Medinah, dengan alasan karena peristiwa itu merupakan pintu masuk kehidupan baru bagi Rasulullah saw dan umatnya dari masa kemusyrikan menuju masa tauhid (Islam).
Setelah lama melakukan musyawarah bersama dengan berbagai pendapat dan argumentasi masing-masing, akhirnya disepakati bahwa usulan terakhir yang diterima. Kemudian Khalifah mengumumkan bahwa tahun baru Islam dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah.
Penetapan Muharram sebagai Awal Tahun Baru Hijriyah
Adapun penetapan bulan Muharram sebagai awal tahun baru dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah para sahabat Rasulullah saw pada zaman Khalifah Umar bin Khattab ra saat mencanangkan penanggalan Islam.
Ada sahabat yang mengusulkan bulan Rabiul Awal sebagai awal tahun, ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun kesepakatan yang muncul saat itu adalah bulan Muharram. Dengan pertimbangan bahwa pada bulan itu telah bulat keputusan Rasulullah untuk hijrah ke Medinah.
BACA JUGA:Â Ini Arti Nama-nama Bulan Hijriyah
Rasulullah merasa yakin setelah periatiwa Bai’at Aqabah yaitu ikrar penduduk Medinah yang datang ke Mekkah untuk masuk Islam. Di mana saat itu ada 75 orang Madinah yang ikut bai’at untuk siap membela dan melindungi Rasulullah saw, jika beliau datang ke Madinah di kemudian hari. Dengan adanya bai’at ini, Rasulullah saw melakukan persiapan untuk hijrah. Dan baru terealisasi pada bulan Shafar dan sampai di Madinah awal bulan Rabiul Awal.
Betapa besar dan berat perjuangan Rasulullah waktu itu. Hingga setiap datang tanggal 1 Muharram, ingatan kita terkenang kembali pada puncak perjuangan Rasulullah saw 1440 tahun silam. Suatu perjuangan untuk membebaskan kaum muslimin dari kedzaliman dan tindakan sewenang-wenang yang menimpa mereka dikarenakan tindakan orang-orang kafir. Semakin hari semakin meningkat saja kedzalimannya bahkan masuk kategori sangat membahayakan masa depan Islam dan kaum muslimin.
Maka dengan ijin Allah swt, Rasulullah saw beserta para sahabat setia akhirnya meninggalkan tanah kelahirannya yang tercinta Mekkah Al-Mukarrahmah untuk pindah ke negeri yang baru yaitu Yatsrib (Madinah).
Perpindahan Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah inilah yang disebut hijrah. Dan oleh Khalifah Umar bin Khattab dijadikan momentum dan titik awal perjalanan sejarah Islam. Beliau mengucapkan kalimat, ” Hijrah itu memisahkan antara yang hak dan batil, karena itu jadikanlah catatan sejarah”.
Demikianlah saudaraku, semoga kita bisa memetik hikmah dari kisah hijrahnya Rasulullah saw ini.
Ketika kondisi negeri sudah tidak memungkinkan untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, maka hijrah adalah solusi terbaik untuk bisa menunaikan kewajiban.
Rasulullah saw sudah memberi teladan hijrah. Sebagai bentuk syukur kita, maka setiap datang bulan Muharram, kita lakukan muhasabah atas amal yang sudah kita lakukan. Jika masih banyak amal yang terabaikan, saatnya kita hijrah untuk meningkatkan ketaatan. Insyaa Allah. []
Surabaya, 1 Muharram 1440 H.
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.