RABAT—Perdana Menteri Maroko Saadeddine Al-Othmani bergabung dengan sejumlah pemimpin dunia dalam solidaritas Palestina di tengah serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza pada Jumat (30/3/2018).
Setidaknya 14 demonstran Palestina menjadi korban dan 1.500 lainnya terluka dalam serangan terhadap demonstrasi damai. Seorang petani Palestina juga menjadi korban ketika sebuah tembakan artileri Israel menghantam tanahnya di Jalur Gaza selatan.
“Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 14 orang menjadi korban dan lebih dari 1400 orang terluka dalam bentrokan dengan Israel Zionis. Kami menantikan hari ketika Palestina akan mencapai kebebasan dan negara mereka merdeka ,” cuit Al-Othmani melalui media sosial Twitter.
Dia juga menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang tewas dalam serangan dan berharap pemulihan bagi yang terluka.
Selain Maroko, Kuwait juga mengutuk serangan terhadap demonstran Palestina itu.
“Kuwait telah mengikuti, dengan perasaan duka, laporan tentang serangan brutal Israel terhadap demonstran Palestina yang bertentangan dengan resolusi internasional dan pelanggaran semua norma internasional,” Â Demikian yang diinformasikan kantor berita resmi KUNA Kuwait dari sumber resmi di kementerian luar negeri negara itu Jumat (30/3/2018).
Laporan KUNA juga mengatakan Kuwait meminta Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawab historisnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan memerangi segera praktik represif Israel terhadap Palestina.
Demikian juga Kementerian Luar Negeri Qatar yang mengeluarkan pernyataan mengecam keras serangan Israel yang menggunakan peluru tajam dan mengatakan Israel meningkatkan ketegangan melalui upaya militernya sebagai hal berbahaya dan melanggar perjanjian dan resolusi internasional.
Kecaman juga datang dari kementerian luar negeri Mesir dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
Seperti diketahuiaa,a puluhan ribu warga Gaza berkumpul di perbatasan Timur sepanjang 45 kilometer (28 mil) dengan Israel untuk menuntut hak mereka kembali ke rumah leluhur mereka di Palestina yang bersejarah.
Israel mengerahkan ribuan pasukan di sepanjang perbatasan untuk mengantisipasi demonstrasi massa. Unjuk rasa bertajuk “Great Return March” itu juga dimaksudkan untuk menekan Israel agar mencabut blokade yang sudah berlangsung selama satu dasawarsa di Gaza.
Demonstrasi itu telah didukung oleh hampir semua faksi politik Palestina, yang telah berulang kali menekankan sifat damai acara tersebut. []
SUMBER: ANADOULU