IMAM Al-Baladziri berkata, “Sebenarnya, ibunda Mariyah adalah keturunan bangsa Romawi. Mariyah mewarisi kecantikan ibunya sehingga memiliki kulit yang putih, berparas cantik, berpengetahuan luas, dan berambut ikal.”
Istri-istri Nabi yang lain sangat cemburu atas kehadiran orang Mesir yang cantik itu, sehingga Rasulullah ﷺ harus menitipkan Mariyah di rumah Haritsah bin Nu’man yang terletak di sebelah rnasjid.
Mariyah tidak dikategorikan sebagai istri dalam beberapa sumber paling awal, seperti dalam catatan Ibnu Hisyam dalam Sirah Ibnu Ishaq.
Tidak banyak diketahui bahwa Rasulullah ﷺ memiliki anak dari istrinya yang lain selain Khadijah. Beliau memiliki anak dari Mariah Qibtiyah yang diberinama Ibrahim.
Pada awal tahun ketujuh hijrah telah datang Hathtib bin Abi Balta’ah dari Mesir. Ia datang membawa surat balasan dan sejumlah hadiah dari Muqauqis sebagai pemimpin Iskandariah, tetapi ia juga membawa dua budak wanita yaitu Mariah Qibtiyah dan Sirin.
Terbetik rasa iba di hati Rasulullah ﷺ melihat dua wanita itu. Sebagai penghormatannya, keduanya kemudian dinikahi. Sirin dinikahi oleh Hasan bin Tsabit sedangkan Mariah Qibtiyah dinikahi oleh Rasulullah ﷺ .
BACA JUGA: Diriwayatkan Hadis, Beginilah Ketampanan Wajah Rasulullah SAW yang Diungkap para Sahabat
Rasulullah ﷺ sangat perhatian terhadap Mariah, terutama karena Mariah ini masih asing dengan Madinah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam membangunkan rumah untuk Mariah di perkebunan kurma di dataran tinggi Madinah.
Rasulullah ﷺ begitu senang ketika mengetahui bahwa Mariah hamil. Setelah lahir anak tersebut diberi nama Ibrahim.
Pada hari ketujuh kelahiran, Rasulullah ﷺ mencukur Ibrahim dan mensedekahkan perak seberat timbangan rambut tersebut. Rambut tersebut kemudian dikubur di tanah. Pada hari itu pula nama Ibrahim diberikan.
Tiada hari tanpa Rasulullah ﷺ menemui Ibrahim di sisi ibunya, meski terkadang sebentar, sekedar untuk menumpahkan rindu dan cinta. Rasulullah ﷺ menimang-nimangnya dan menciumnya.
BACA JUGA: Abdullah bin Umar, Sahabat yang Mengikuti Jejak Rasulullah
Rasulullah ﷺ memperliahatkan Ibrahim kepada semua istrinya. Rasulullah berharap Ibrahim tumbuh sehat dan kuat.
Dari Anas bin Malik, “Ibrahim tinggal di dataran tinggi Madinah. Rasulullah sering kesana, dan kami ikut. Beliau masuk ke rumah. Wanita yang menyusuinya adalah istri seorang pandai besi. Rasulullah akan pulang setelah puas menimang Ibrahim.” (HR. Muslim)
Tetapi kebhagiaan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersama Ibrahim tidak berlangsung lama. Pada usia satu setengah tahun, ketika Ibrahim mulai tumbuh kuat, Ibrahim meninggal dunia. Kepergian Ibrahim membuat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sedih dan menangis karena begitu sayangnya Rasulullah terhadap Ibrahim. []
Sumber: Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah/ Penulis: Nizar Abazhah/ Penerbit: Zaman/ 2011