SEKJEN PBNU Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul mengatakan deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) membuat banyak kiai di Jawa Timur merasa nelongso atau sedih.
Hal itu disampaikan Ipul untuk merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menemukan deklarasi Anies-Muhaimin sebelumnya belum memberikan dampak positif pada tingkat elektabilitas Anies di Jawa Timur (Jatim).
Ipul mengatakan deklarasi itu dilakukan mendadak sehingga para kiai butuh waktu untuk mencernanya.
BACA JUGA:Â PKB Ungkap Survei Internal Suara Anies-Cak Imin di Jawa Timur
Ia mengaku mendapat informasi bahwa deklarasi yang dilakukan Anies-Cak Imin tanpa ada pemberitahuan lebih dulu kepada para kiai. Padahal, kata dia, komunikasi sebelumnya berjalan lancar.
Menurutnya, fenomena di atas tergambar dari hasil survei Indikator Politik yang menemukan belum ada dampak signifikan deklarasi terhadap elektabilitas Anies di Jatim.
“Tapi hari ini memang banyak kiai yang nelongso, atau prihatin dengan deklarasi yang cukup mendadak, dan memerlukan waktu untuk mencernanya, dan itu tergambar dalam surveinya,” kata Ipul, Minggu (1/10).
Ipul mengatakan ada juga kiai yang menganggap deklarasi itu sebagai deklarasi untuk meninggalkan Gus Dur. Sebab, Cak Imin berkoalisi dengan kelompok yang dipersepsikan berseberangan dengan Gus Dur.
Selain itu, deklarasi itu juga dinilai langkah Cak Imin mengoreksi kebijakan Presiden Joko Widodo.
“Karena koalisi dengan orang orang yang dipersepsikan berseberangan dengan Gus Dur. Kedua, ini juga bisa jadi semacam koreksi terhadap mungkin keputusan presiden, karena kemudian Cak Imin bersama orang-orang yang selama ini dianggap berseberangan dengan presiden,” kata dia.
BACA JUGA:Â Gus Najih Putra Mbah Moen Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024
“Gus Dur dan presiden sama-sama punya pengaruh di kalangan pemilih,” imbuh dia.
Ipul bercerita usai deklarasi Anies-Cak Imin, diam-diam konsolidasi para kiai lebih intens. Menurutnya, pertemuan-pertemuan para kiai dengan Anies, Ganjar, Prabowo yang kerap dilakukan merupakan hal biasa dan bukan penanda dukungan.
“Tidak serta merta itu menjadikan dukungan, itu bisa jadi setelah pulang, para kiai itu musyawarah lagi, kumpul lagi, musyawarah lagi, yang kemudian ini pada akhirnya akan mengarah dukungan pada salah satu capres,” katanya. []
SUMBER: CNN