ARAB SAUDI–Bahasa Mandarin bakal dimasukkan sebagai bahasa ketiga yang wajib diajarkan di setiap sekolah dan universitas di Saudi. Pengajaran bahasa Mandarin ini sebagai upaya meningkatkan persahabatan dan kerja sama antara Arab Saudi dan Cina.
Dimasukkannya bahasa Mandarin ke sekolah-sekolah Saudi adalah hasil langsung dari kunjungan Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) ke Beijing pada Februari 2019 lalu. Saat itu MBS menandatangani sejumlah perjanjian dan nota kesepahaman di bidang energi, investasi, transportasi dan teknologi, yang kesemuanya diharapkan membawa hubungan bilateral ke level yang lebih tinggi.
BACA JUGA: 20 Tahun Mencari Ibu, Wanita Arab Saudi Ini Dibantu Kedubes RI Temukan Ibunya di Indonesia
Cina dilaporkan akan mendanai sebagian dari program bahasa, yang diperkirakan akan membuka pintu bagi warga negara Arab Saudi untuk mengisi sekitar 50.000 pekerjaan.
Anggota Dewan Direksi Masyarakat Saudi untuk Ilmu Politik, Suliman al-Ogaily, mengatakan kepada The Media Line bahwa langkah itu bagian dari kebijakan keterbukaan baru dalam mendukung program Saudi Vision 2030, sebuah rencana yang bertujuan untuk mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan nasional dan restrukturisasi ekonomi dari minyak.
“Ini adalah keputusan yang bertujuan mempromosikan keanekaragaman budaya dan memperluas konsep pendidikan untuk mencapai tingkat interaksi dengan kekuatan ekonomi Cina yang melampaui impor dan ekspor, hingga investasi bersama serta pariwisata Cina,” kata Ogaily, yang dilansir The Jerusalem Post, Selasa (21/1/2020).
Ogaily menjelaskan bahwa pada tahap implementasi pertama, prakarsa bahasa baru akan terbatas pada delapan sekolah menengah di tiga kota; Riyadh, Jeddah dan Dammam. Hingga nantinya program akan diperluas untuk mencakup lebih banyak sekolah dan universitas di wilayah tambahan.
BACA JUGA: Dituduh Memuliakan Setan, Guru SD di Saudi Ini Dilarang Ngajar Lagi
“Bahasa Cina, tidak akan bersaing dengan bahasa Inggris, yang merupakan bahasa kedua di kerajaan ini, setelah bahasa Arab. Itu akan selalu dilihat sebagai suplemen yang berguna dalam perdagangan luar negeri dan untuk pertukaran budaya dan pariwisata,” ujarnya.
Dia menunjukkan bahwa meskipun bahasa Cina adalah salah satu bahasa yang paling sulit untuk dipelajari, itu akan membantu kaum muda Saudi memanfaatkan pengetahuan Cina dan pengalaman sukses negara itu dengan artificial intelligence (kecerdasan buatan), pengembangan industri, dan ilmu ekonomi. []
SUMBER: SINDO