“Anak saya baru 2,5 tahun, rencananya akan saya daftarkan ke sini. Tapi orang-orang bilang jangan sekolah dulu, masih kecil, nanti bosen, begitu bu,” ujar calon orangtua siswa 3 hari yang lalu.
“Ooh begitu, apakah ibu bekerja,” tanya saya.
“Iya, saya dan suami saya mengajar di Sekolah Menengah,” jawabnya.
“Lantas jika Ibu dan Ayah ke kantor, anak dengan siapa?” tanya saya lagi.
“Anak ada pengasuh,” ujarnya.
“Ooh, pengasuhnya lulusan S2 ya?” kelakar saya. Beliau tersenyum.
Sangat wajar beberapa orangtua berkata begitu, jangan masuk TK lama-lama, nanti bosen. Cukup setahun aja, paling lama dua tahun.
Sebab kebanyakan PAUD, TK atau RA kegiatannya menyuruh anak baris, nulis, mewarnai, belajar tambah tambahan, belajar cara cepat baca, tepuk tepukan, nyanyi nyanyi, selesai.
Maka, walaupun saya pemilik sekolah, saya menyatakan tidak aman anak usia 2,5 tahun masuk ke lembaga seperti itu.
BACA JUGA:
Jadilah Motivator bagi Anak, Seperti Umar
Orangtua yang seharian ada di rumah, punya anak usia dini, sebaiknya urus saja anak mereka sendiri. Sebab tanggung jawab mendidik anak ada pada orangtua bukan guru.
Tapi jika ada sekolah yang membuat program sesuai kebutuhan anak, memperhatikan bagaimana anak toddler memahami dan mengekspresikan perasaannya? Dapatkah dia memahami perasaan orang lain?
Masukan dia ke lembaga itu. Sebab jika ibu bekerja, anak dibiarkan dengan pembantu yang pendidikannya lebih rendah dari ibu nya, itu nggak aman.
Jika ibu seharian di rumah, walau ada sekolah seperti itu saran saya urus saja anak oleh ibu nya di rumah. Ibu harus belajar tahap perkembangan anak.
Jika ibu punya anak toddler besar, maka pikiran ibu jangan hanya fokus pada apa makanan hari ini? Baju apa yang keren dipakai? Mainan apa yang sedang inn sekarang, parahnya DVD apa yang lagi tren, atau mau belikan tablet atau laptop buat dia.
Tapi, pikirkan apakah anak bisa memahami perasaan sedihnya, kecewanya, marahnya? Bagaimana ekspresinya? jika melihat orang lain sedih apa yang dia lakukan?
Bagaimana dia bisa menyelesaikan masalah dengan kemampuan yang dimilikinya? Sebab salah satu modal dasar ini yang penting ditanamkan pada anak sejak dini. jangan sibukan anak hapal tambah, bagi dan kali sejak dini, tapi besar nanti tak punya empati. []